
Pantau - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas bersama jajaran menteri bidang politik dan keamanan untuk membahas krisis global yang tengah memanas di kawasan Timur Tengah dan dampaknya terhadap Indonesia.
Pertemuan ini berlangsung pada Senin, 23 Juni 2025, di kediaman resmi Presiden, Padepokan Garuda Yaksa, Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyampaikan bahwa fokus utama rapat adalah perkembangan konflik global serta langkah strategis yang perlu diambil pemerintah.
"Pertemuan tersebut membahas terkait perkembangan kondisi global dan dampaknya terhadap Indonesia, beserta langkah strategis yang harus dipersiapkan," ungkapnya.
Unggahan di akun Instagram resmi @sekretariat.kabinet memperlihatkan sejumlah menteri dan pejabat tinggi yang turut hadir dalam rapat tersebut.
Pejabat yang Hadir dalam Rapat
Sejumlah pejabat negara tampak hadir dalam pertemuan tersebut, antara lain:
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, dan Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid.
Hadir pula Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Jaksa Agung ST Burhanuddin, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Nugroho Sulistyo, serta Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.
Latar Belakang Krisis Global
Pertemuan ini dilangsungkan menyusul pecahnya konflik bersenjata besar di Timur Tengah yang dimulai dari serangan militer Israel terhadap berbagai target strategis di Iran sejak 13 Juni 2025.
Serangan Israel menewaskan sejumlah komandan militer senior, ilmuwan nuklir, serta warga sipil, dan menyasar fasilitas nuklir serta markas militer Iran.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan rudal dan drone ke wilayah Israel.
Situasi memanas setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu, 21 Juni 2025, mengumumkan bahwa militer AS telah menyerang tiga situs nuklir Iran, yakni Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Serangan tersebut menjadi tanggapan atas eskalasi konflik yang terus memburuk.
Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Iran hingga Sabtu malam, korban tewas mencapai lebih dari 400 orang dengan lebih dari 3.500 orang mengalami luka-luka.
Sementara itu, otoritas Israel melaporkan setidaknya 24 korban jiwa.
Sebagai respons lebih lanjut, pada Minggu, 22 Juni 2025, Parlemen Iran secara resmi menyetujui penutupan Selat Hormuz untuk seluruh aktivitas pelayaran internasional.
Langkah ini dikhawatirkan akan berdampak pada stabilitas ekonomi dan keamanan global, termasuk Indonesia.
- Penulis :
- Arian Mesa