Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Laporan Riset Bersama Tiongkok-Indonesia Soroti Peran Perusahaan dalam Pelestarian Mangrove

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Laporan Riset Bersama Tiongkok-Indonesia Soroti Peran Perusahaan dalam Pelestarian Mangrove
Foto: Laporan Riset Pelestarian Hutan Mangrove Tiongkok-Indonesia dalam Belt and Road Initiative resmi diluncurkan(Sumber: PRNewsfoto/China International Communications Group)

Pantau - Laporan Riset Pelestarian Hutan Mangrove Tiongkok-Indonesia dalam kerangka Belt and Road Initiative resmi diluncurkan di Beijing pada 1 Juli 2025, menyoroti praktik perlindungan ekosistem mangrove oleh perusahaan dari kedua negara.

Laporan ini disusun oleh CICG Xufang International Media dan ESG Think Tank SynTao Co., Ltd, dengan arahan dari South China Institute of Environmental Sciences.

Dukungan teknis dan substansi juga datang dari Indonesian Mangrove Society, Yayasan Gajah Sumatera (Yagasu), dan sejumlah mitra lainnya.

Laporan riset tersebut memberikan analisis mendalam mengenai nilai ekologi dan sosial-ekonomi ekosistem mangrove.

Selain itu, laporan ini membandingkan kondisi ekosistem mangrove, kerangka tata kelola, serta tingkat partisipasi publik di Tiongkok dan Indonesia.

Salah satu poin penting dalam laporan adalah pembahasan mengenai tantangan regulasi yang dihadapi perusahaan Tiongkok saat beroperasi di Indonesia, serta peluang untuk meningkatkan kerja sama lingkungan lintas negara.

Studi Kasus dan Peran Perusahaan Tiongkok

Laporan ini juga memuat sejumlah studi kasus dan wawancara dengan para ahli yang menyoroti kontribusi perusahaan Tiongkok dalam pelestarian hutan mangrove.

Fokus utamanya adalah pada strategi restorasi ekologi, kolaborasi dengan masyarakat lokal, serta pengembangan karbon biru sebagai bentuk inovasi lingkungan.

Salah satu studi kasus utama adalah Proyek Jawa 7, hasil kerja sama antara CHN Energy dan PLN Indonesia.

Melalui proyek ini, berbagai langkah konservasi telah diterapkan, termasuk restorasi vegetasi, kompensasi ekologi, dan pengelolaan kawasan bersama masyarakat.

Dampaknya, luas hutan mangrove di sekitar proyek meningkat dari 5 hektar menjadi 19 hektar.

Zhao Shibin dari GD Power Development Co., Ltd. menegaskan, "Melindungi lingkungan bukanlah soal pilihan, melainkan jawaban penting bagi kelangsungan peradaban."

Upaya Pelestarian dan Kerja Sama Regional

Sebelumnya, rangkaian kegiatan bertajuk “Kelahiran Kembali Hutan Mangrove” telah diselenggarakan di Jakarta dengan partisipasi lebih dari seratus peserta dari Tiongkok, Indonesia, Kamboja, Malaysia, dan negara lainnya.

Kegiatan tersebut mencakup penanaman ulang mangrove serta diskusi mengenai konservasi hutan mangrove dan pembangunan berkelanjutan.

Laporan ini diharapkan dapat menjadi dasar penguatan kebijakan lingkungan dan peningkatan kerja sama antara sektor publik dan swasta dalam pelestarian ekosistem pesisir.

Penulis :
Ahmad Yusuf