
Pantau - Tradisi Tabuik yang berlangsung setiap 10 Muharram menjadi simbol budaya dan keagamaan masyarakat Kota Pariaman, Sumatera Barat, untuk memperingati wafatnya Imam Husain bin Ali dalam Perang Karbala.
Tradisi ini telah berkembang sejak abad ke-19 Masehi dan terus diwariskan lintas generasi sebagai bagian penting dari identitas keislaman dan kearifan lokal masyarakat Pariaman.
Ornamen Tabuik dan Maknanya
Tabuik berbentuk menyerupai burak, makhluk bersayap dan berkepala manusia yang dipercaya sebagai kendaraan Nabi Muhammad SAW saat peristiwa Isra Mikraj.
Dalam konteks Tabuik, burak dipercaya membawa jasad Imam Husain setelah dipenggal oleh tentara Yazid bin Muawiyah.
Di atas punggung burak, diletakkan sebuah wadah berbentuk keranda yang menjadi simbol jenazah Imam Husain.
Seluruh ornamen Tabuik dibuat dari kayu, bambu, rotan, dan pernak-pernik hiasan.
Tinggi Tabuik bisa mencapai belasan meter dengan bobot ratusan kilogram.
Proses pembuatannya dilakukan siang dan malam, melibatkan keterampilan tinggi dari para perajin lokal.
Komponen yang dirancang meliputi rangka utama, badan burak, sayap, ekor, keranda, payung, serta berbagai hiasan tambahan.
Setiap bagian dari ornamen ini memiliki makna simbolik dan filosofi mendalam tentang keberanian, pengorbanan, serta nilai spiritual dalam sejarah Islam.
Dua Kelompok, Satu Tujuan
Tradisi Tabuik melibatkan dua kelompok besar di Kota Pariaman: Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang.
Kedua kelompok ini membangun Tabuik masing-masing sejak 1 Muharram, dimulai dengan prosesi Maambiak Tanah, dan saling bersaing menampilkan hasil terbaik.
Persaingan mencapai puncaknya pada 10 Muharram dalam prosesi Hoyak Tabuik dan pelarungan ke laut sebagai simbol pelepasan duka.
Salah satu perajin dari kelompok Tabuik Subarang, Ade Ratman, mengungkapkan bahwa ia telah enam tahun terlibat dalam pembuatan ornamen Tabuik.
Ia belajar secara otodidak dengan mengikuti para senior di kelompoknya.
"Bentuk badan burak yang berlekuk jadi tantangan tersendiri karena tidak ada cetakan atau ukuran standar," ungkap Ade.
Meski sulit, bagian burak tetap menjadi komponen paling menarik perhatian pengunjung karena merepresentasikan kendaraan Nabi Muhammad SAW dan menjadi ikon utama dalam visualisasi Tabuik.
- Penulis :
- Aditya Yohan