Pantau - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto tiba di Pangkalan Angkatan Udara Galeao, Rio de Janeiro, Brasil, pada Sabtu pagi, 5 Juli 2025, sekitar pukul 06.30 waktu setempat, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS dan sejumlah agenda bilateral.
Kedatangan ini menjadi partisipasi pertama Presiden Prabowo dalam forum BRICS sejak Indonesia resmi menjadi anggota penuh pada 6 Januari 2025.
Presiden Prabowo disambut oleh sejumlah pejabat Pemerintah Brasil, termasuk Duta Besar Laudemar Gonçalves de Aguiar Neto, Sekretaris Promosi Perdagangan, Sains, Teknologi, Inovasi, dan Budaya Kementerian Luar Negeri Brasil, serta perwakilan dari Angkatan Udara Brasil.
Presiden tampak mengenakan pakaian safari cokelat dan didampingi oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, yang lebih dahulu keluar dari pesawat.
Prosesi penyambutan berlangsung secara militer dengan jajar kehormatan berupa tiupan terompet dan salam hormat dari pasukan militer Brasil.
Dari pihak Indonesia, Duta Besar RI untuk Brasil Edi Yusup dan Atase Pertahanan KBRI Brasilia turut hadir menyambut Presiden.
Setelah prosesi penyambutan, Presiden dan rombongan langsung menuju Hotel Sheraton Grand Rio untuk menginap, dengan perjalanan dari bandara memakan waktu sekitar 30 menit.
Presiden dijadwalkan berada di Brasil hingga 9 Juli 2025.
Pertemuan BRICS dan Agenda Bilateral
Agenda utama kunjungan ini adalah pertemuan tingkat tinggi para pemimpin negara anggota BRICS yang digelar pada 6–7 Juli 2025 di Museum of Modern Art (MMA), Rio de Janeiro.
Setelah itu, Presiden Prabowo dijadwalkan melanjutkan kunjungan ke ibu kota Brasil, Brasilia, untuk melaksanakan pertemuan bilateral antara Indonesia dan Brasil pada 8–9 Juli 2025.
Pangkalan Angkatan Udara Galeao merupakan titik kedatangan resmi para kepala negara dan delegasi yang menghadiri KTT BRICS tahun ini.
Delegasi dari Malaysia dan Vietnam diketahui telah tiba lebih dahulu sebelum rombongan Presiden Prabowo.
BRICS adalah forum koordinasi politik dan diplomatik yang saat ini beranggotakan sebelas negara berkembang, yakni Brasil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Indonesia, dan Iran.
Tujuan utama forum ini adalah memperkuat kerja sama ekonomi, politik, dan sosial di antara negara-negara anggotanya, sekaligus meningkatkan pengaruh mereka dalam tata kelola global.
Forum ini juga mendorong legitimasi dan kesetaraan dalam partisipasi lembaga-lembaga internasional seperti PBB, IMF, dan Bank Dunia.
BRICS awalnya dicetuskan pada 2001 sebagai akronim negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi besar: Brasil, Rusia, India, dan Cina (BRIC), kemudian menjadi forum politik pada 2006, dan mengadakan KTT pertama kepala negara pada 2009.
Afrika Selatan bergabung sebagai anggota pada 2011.
Pada KTT Johannesburg 2023, BRICS menyetujui penambahan enam anggota baru yang mulai berlaku pada 2024–2025, termasuk Indonesia.
Forum ini mengusung sistem rotasi kepresidenan dan memiliki tiga pilar utama kerja sama: politik dan keamanan, ekonomi dan keuangan, serta interaksi masyarakat sipil.
Selain negara anggota, BRICS juga membentuk kategori negara mitra pada KTT Kazan 2024, yang meliputi Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Uganda, dan Uzbekistan.
- Penulis :
- Shila Glorya
- Editor :
- Tria Dianti
