
Pantau - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ottawa intensif memperkuat jejaring dan kolaborasi pendidikan antara Indonesia dan Kanada sebagai bagian dari upaya mendukung diplomasi budaya dan memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional.
Dubes Muhsin Ajak Akademisi Diaspora Bangun Kolaborasi Strategis
Duta Besar RI untuk Kanada, Muhsin Syihab, menyampaikan bahwa masih banyak peluang yang dapat dimanfaatkan untuk membangun jejaring dan kolaborasi akademik antara Indonesia dan Kanada.
Pernyataan ini disampaikan saat kunjungan kerja Dubes Muhsin ke Montreal pada 3 September 2025, di mana ia bertemu dengan para akademisi diaspora Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Dubes menekankan perlunya pemetaan ulang kerja sama antaruniversitas, perluasan kolaborasi riset, serta pertukaran informasi yang sistematis mengenai peluang pendidikan tinggi di Kanada.
Para akademisi diaspora menyambut positif ajakan tersebut.
Ria Dwi Agustina, mahasiswa doktoral di McGill University, menyoroti pentingnya jejaring akademik dan pengembangan kapasitas SDM Indonesia untuk memperkuat kehadiran Indonesia secara global.
Hendra Hermawan, profesor di bidang Materials Engineering Universitas Laval, mendorong pemanfaatan program Canada-ASEAN Scholarships and Educational Exchanges for Development (SEED) untuk mendukung riset jangka pendek.
Sementara itu, Eva Suarthana, profesor tamu di Departemen Obstetri dan Ginekologi McGill University, menyatakan bahwa komunitas akademisi Indonesia di Montreal akan membuka lebih banyak peluang bagi mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi ke Kanada.
Dubes Muhsin menyambut baik respons tersebut dan menyatakan bahwa para akademisi diaspora dapat menjadi motor penggerak diplomasi ilmu pengetahuan, memperluas jejaring internasional, dan membangun citra positif Indonesia di dunia.
Angka Izin Belajar Mahasiswa Indonesia Masih Tertinggal
KBRI Ottawa mengungkapkan bahwa Kanada merupakan salah satu dari tujuh negara dengan ekonomi terbesar di dunia, dan memiliki beberapa universitas yang masuk dalam jajaran 50 terbaik dunia berdasarkan pemeringkatan internasional.
Namun, berdasarkan data resmi Pemerintah Kanada, jumlah izin belajar yang diberikan kepada mahasiswa asal Indonesia masih tergolong rendah.
Sejak tahun 2015 hingga Maret 2025, rata-rata hanya sekitar 1.200 izin belajar per tahun yang diterbitkan untuk mahasiswa Indonesia.
Angka tersebut jauh di bawah jumlah izin belajar yang diberikan kepada pelajar dari Filipina (sekitar 11.000 per tahun) dan Vietnam (sekitar 8.000 per tahun).
Data ini menunjukkan adanya ruang besar bagi peningkatan partisipasi mahasiswa Indonesia di lembaga pendidikan tinggi Kanada melalui kerja sama yang lebih strategis.
- Penulis :
- Aditya Yohan