
Pantau - Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) memperkuat upaya menjaga kerukunan dan kesatuan antarumat beragama sebagai langkah strategis mencegah perpecahan di tengah masyarakat.
Diskusi bertema "Internalisasi Ajaran Agama melalui Penguatan Forum Kerukunan Umat Beragama" digelar di Medan, Sumatera Utara pada Selasa, 15 Juli 2025, sebagai bagian dari inisiatif tersebut.
Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara dan Kesatuan Bangsa Kemenko Polkam, Mayjen TNI Purwito Hadi Wardhono, menegaskan pentingnya penegakan hukum untuk menghentikan upaya provokasi dan perpecahan bangsa.
"Setiap upaya yang bertujuan membongkar konsensus hidup bernegara dan memecah belah anak bangsa mesti dihentikan secara tegas melalui penegakan hukum yang adil bagi semua," ungkapnya.
Stabilitas Nasional Tergantung pada Kerukunan
Purwito menjelaskan bahwa kerukunan antarumat beragama merupakan elemen kunci dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional.
Ia menyebut, jika kerukunan terus terjaga, maka Indonesia akan semakin kuat dalam menghadapi tantangan geopolitik baik di dalam maupun luar negeri.
Menurutnya, narasi penting tentang kerukunan umat beragama perlu disampaikan secara langsung kepada masyarakat luas.
Salah satu cara efektif untuk menyampaikan pesan tersebut adalah dengan melibatkan pemuka agama serta organisasi masyarakat dalam menyebarkan pesan perdamaian dan toleransi.
Purwito meyakini, "Dengan pengaruh besar yang dimiliki pemuka agama dan organisasi masyarakat, maka pesan perdamaian akan lebih mudah diterima oleh masyarakat," ia mengungkapkan.
Ia juga menyampaikan harapan agar tokoh agama lebih aktif dalam menyuarakan nilai-nilai kebersamaan.
"Saya juga berharap tokoh agama dapat berperan aktif dalam mempromosikan kerukunan, toleransi, dan saling pengertian antar umat beragama," tambahnya.
Wamenag Ingatkan Bahaya Provokasi Berbasis Konflik Luar Negeri
Wakil Menteri Agama (Wamenag) KH Romo HR Muhammad Syafi’i yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu keagamaan yang bersumber dari konflik luar negeri.
Ia menilai, terdapat pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan ketegangan internasional, seperti konflik di Timur Tengah, untuk menciptakan ketegangan antarumat beragama di Indonesia.
"Jangan sampai ketika eskalasi peperangan di Timur Tengah meningkat justru dimanfaatkan oleh kelompok yang tidak bertanggungjawab," ia mengingatkan.
Untuk itu, Syafi’i menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak guna menjaga situasi masyarakat tetap kondusif dan damai.
- Penulis :
- Arian Mesa