
Pantau - Ratusan nelayan, pengusaha perikanan, dan warga Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, mengikuti prosesi pelarungan sesaji ke laut dalam tradisi "Nadran 2025", sebagai bentuk sedekah laut dan harapan akan hasil tangkapan ikan yang melimpah.
"Nadran" merupakan tradisi turun-temurun yang digelar sebagai ungkapan syukur atas rezeki laut serta doa untuk keselamatan dan kelimpahan hasil tangkap.
Tradisi Warisan Leluhur dan Simbol Harapan Nelayan
Ketua Panitia Nadran Muara Angke, Wanto Hasnim, menyatakan bahwa tradisi ini tidak hanya menjadi ritual spiritual, tetapi juga ajang silaturahmi antarwarga dan nelayan.
"Acara ini menjadi ajang silaturahmi warga untuk bersedekah dari hasil tangkapan agar rezeki semakin banyak," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan "Nadran" rutin digelar setiap dua hingga tiga tahun sekali, tergantung pada kesiapan masyarakat dan kondisi ekonomi.
Wanto juga berharap agar kesejahteraan nelayan bisa meningkat melalui hasil laut yang melimpah dan dukungan kebijakan pemerintah yang berpihak pada sektor perikanan rakyat.
Pengurus Rukun Warga (RW) Muara Angke, Nunu, menjelaskan bahwa "Nadran" merupakan warisan budaya nenek moyang yang telah lima kali diselenggarakan selama masa jabatannya.
Menurutnya, pelaksanaan "Nadran" di Muara Angke serupa dengan tradisi serupa yang dilakukan di wilayah Pantai Utara Jawa seperti Indramayu dan sekitarnya.
Larung Kerbau dan Kambing, Diiringi Pertunjukan Budaya
Dalam acara Nadran 2025, sesaji yang dilarung ke laut terdiri dari satu ekor kerbau, dua ekor kambing, aneka bahan makanan, bunga, dan perlengkapan lainnya.
Sapi dan kambing telah disembelih terlebih dahulu sebelum dibawa ke tengah laut menggunakan kapal sebagai bagian dari prosesi pelarungan.
Pelarungan dilakukan di tengah laut sebagai simbol pengharapan agar para nelayan memperoleh rezeki yang melimpah, sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap alam.
Selain prosesi larung sesaji, berbagai pertunjukan budaya turut memeriahkan Nadran 2025, antara lain Barongsai, Ondel-ondel, Reog Ponorogo, drum band, dan pertunjukan seni lokal lainnya.
Malam sebelum pelarungan, warga menggelar wayang kulit semalam suntuk sebagai bentuk pesta syukur atas keberkahan yang telah diterima.
Seluruh kegiatan Nadran 2025 dibiayai secara swadaya oleh para nelayan, pelaku usaha perikanan, dan tokoh masyarakat Muara Angke, dengan total anggaran mencapai sekitar Rp500 juta.
- Penulis :
- Aditya Yohan








