Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemkot Yogyakarta Wajibkan IGD Rumah Sakit Layani Pasien Gejala Leptospirosis 24 Jam Nonstop

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Pemkot Yogyakarta Wajibkan IGD Rumah Sakit Layani Pasien Gejala Leptospirosis 24 Jam Nonstop
Foto: (Sumber: Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (1/8/2025). ANTARA/Luqman Hakim.)

Pantau - Pemerintah Kota Yogyakarta menetapkan kebijakan darurat dengan mewajibkan seluruh instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit menerima pasien bergejala leptospirosis selama 24 jam penuh, tanpa memandang tingkat keparahan gejala.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan bahwa semua pasien demam dengan dugaan leptospirosis harus dilayani sebagai kasus darurat medis.

"Meskipun gejalanya ringan, jam berapapun diterima sebagai pasien emergency," ungkap Hasto.

Kebijakan ini merupakan bagian dari langkah kesiapsiagaan darurat kesehatan yang dikordinasikan dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Biaya Gratis dan Puskesmas Siaga Penuh

Hasto menyatakan bahwa sebelumnya terdapat keluhan pasien demam yang ditolak di IGD karena dianggap bukan kasus darurat.

Namun, protokol kini diubah untuk merespons lebih cepat potensi penyebaran leptospirosis.

Gejala yang perlu diwaspadai antara lain demam, mual, muntah, sakit kepala, dan mialgia (ngilu pada otot).

Pemerintah Kota Yogyakarta juga menjamin seluruh biaya pengobatan pasien bergejala atau terdiagnosis leptospirosis, termasuk bagi warga yang tidak memiliki BPJS Kesehatan.

"Kita juga punya coverage di luar BPJS Kesehatan, pakai Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Jadi dalam rangka untuk menanggulangi kedaruratan ini, kita juga akan menggratiskan mereka semua," tegas Hasto.

Seluruh puskesmas di Kota Yogyakarta telah disiagakan dengan alat diagnosis sederhana, seperti pemeriksaan darah, antibodi, dan pemeriksaan fisik.

Obat-obatan seperti doksisiklin juga telah tersedia lengkap untuk menangani pasien.

Situasi Terkendali, Masyarakat Diminta Waspada

Hasto memastikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan tambahan kasus leptospirosis dari wilayah-wilayah di Kota Yogyakarta.

"Tiap hari saya minta dilapori dari masing-masing wilayah ada atau tidak tambahan kasus, dan alhamdulillah hari ini dan kemarin tidak ada tambahan," ia mengungkapkan.

Meski situasi relatif terkendali, Pemkot tetap mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyebaran penyakit.

Leptospirosis merupakan infeksi bakteri Leptospira yang menyebar melalui air atau tanah yang terkontaminasi urin tikus.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat sebanyak 21 kasus leptospirosis hingga akhir Juli 2025, dengan 7 kasus di antaranya berujung kematian.

Penulis :
Ahmad Yusuf