
Pantau - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menyatakan komitmennya untuk memperkuat program peningkatan keterampilan (upskilling) bagi calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) agar mampu menembus pasar kerja internasional, khususnya di negara-negara Eropa yang memiliki standar tinggi.
Target Pasar Eropa dan Dukungan Pendidikan Daring
Karding menyampaikan bahwa sistem pelatihan harus disiapkan agar pekerja migran Indonesia dapat bersaing secara global, seperti yang telah dilakukan oleh Filipina.
"Kita harus seperti Filipina. Mereka ke Hong Kong, ke Taiwan, tapi target akhirnya adalah Eropa. Maka kita juga harus siapkan sistem pelatihan yang memungkinkan pekerja kita skill-up," ungkapnya.
Kementerian juga telah menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan seperti Universitas Terbuka untuk mendukung pelatihan berbasis kuliah daring.
"Saya sedang menjaring kampus-kampus yang bisa kuliah daring agar (para PMI) bisa kuliah sambil kerja dan naik kelas," ujarnya.
Skema KUR dan Pemberantasan Sertifikat Palsu
Untuk mendukung pembiayaan pelatihan dan pemberangkatan PMI, pemerintah tengah merancang skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa agunan dengan bunga maksimal enam persen.
" Kami sedang menyusun struktur biaya pelatihan di negara-negara tujuan," kata Karding.
Ia juga menegaskan bahwa kementeriannya akan menindak perusahaan yang memungut biaya di luar struktur resmi yang ditetapkan.
Selain itu, praktik jual-beli sertifikat pelatihan PMI akan diberantas secara tegas.
"Masih ada yang beli sertifikat, padahal tidak pernah ikut pelatihan. Begitu sampai negara tujuan, tak siap kerja karena tak punya kemahiran. Ini sedang kami benahi, dan harus cepat," tegasnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf