
Pantau - Dua alumni SMAN 37 Jakarta lulusan 2024, Guntur Satrijo dan Muhammad Ilham Sodri, melakukan ekspedisi edukatif selama 14 hari bertajuk Trisaptapala untuk mendalami keterkaitan antara alam dan budaya di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ekspedisi Riset Berbasis Literasi Hijau
Ekspedisi berlangsung pada 4–17 Agustus 2025, menjelajahi wilayah dari Gunung Rinjani hingga Gili Trawangan.
Mereka melakukan observasi langsung terhadap lanskap dan komunitas lokal sebagai bagian dari proyek awal Trisaptapala, organisasi pencinta alam SMAN 37 Jakarta.
"Selama 14 hari, mereka menjelajahi beragam lanskap dan komunitas lokal dari puncak Gunung Rinjani hingga pesisir Gili Trawangan, untuk mendalami hubungan erat antara alam dan budaya Lombok," ungkap penyelenggara kegiatan.
Ekspedisi ini bukan sekadar kegiatan petualangan, tetapi dirancang untuk menghasilkan karya ilmiah dan literasi hijau yang akan menjadi sumber pembelajaran di perpustakaan sekolah.
"Kami ingin membuktikan bahwa pencinta alam bukan hanya penjelajah, tetapi juga penjaga warisan budaya dan penyambung cerita rakyat," ujar Guntur.
Observasi Spiritualitas, Ekowisata, dan Tradisi Lokal
Lombok dipilih karena dianggap sebagai laboratorium terbuka antara interaksi ekologi dan budaya.
Contohnya adalah hutan tropis Rinjani dan Sungai Jangkuk yang menjadi sumber irigasi serta ritual, hingga keberadaan rumah adat Sasak yang berdampingan dengan kehidupan modern.
Lokasi utama ekspedisi meliputi:
- Gunung Rinjani untuk studi spiritualitas dan ekologi pegunungan
- Sungai Jangkuk sebagai sumber irigasi dan ritual
- Desa Sade dan Sukarara untuk observasi budaya tenun dan struktur sosial Sasak
- Gili Trawangan, Pantai Mawun, dan Goa Bangkang sebagai objek ekowisata dan konservasi
Metode yang digunakan adalah observasi langsung, wawancara tokoh adat, dan dokumentasi ekologi serta budaya.
Hasil ekspedisi akan dirangkum dalam laporan ilmiah yang direncanakan masuk jurnal lingkungan serta menjadi referensi akademik di SMAN 37 Jakarta.
“Sebagai alumni, kami ingin mewariskan semangat belajar dari alam. Ini bukan tentang menaklukkan puncak gunung semata, tapi tentang mendengarkan dan memahami budaya,” kata Guntur.
Muhammad Ilham Sodri menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan refleksi terhadap masa depan lingkungan dan budaya Indonesia.
"Kami berharap kegiatan ini menjadi awal bagi program riset dan ekspedisi rutin berbasis keilmuan yang bisa melibatkan lebih banyak siswa," ujarnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Aditya Yohan