
Pantau - Distrik Airu di Kabupaten Jayapura, Papua, menjadi contoh nyata bagaimana kemerdekaan dimaknai sebagai perjuangan harian, mulai dari menembus keterbatasan akses transportasi hingga menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan di pelosok negeri.
Terisolasi Saat Musim Hujan
Airu terletak di ujung selatan Kabupaten Jayapura, berbatasan dengan pegunungan Cycloop di utara dan lembah luas di selatan.
Perjalanan dari Sentani menuju Airu memakan waktu enam hingga tujuh jam melewati jalan berbatu, tanjakan curam, serta sungai tanpa jembatan permanen.
Berdasarkan data BPS 2022, wilayah ini dihuni sekitar 1.104 jiwa di enam kampung, dengan mata pencaharian utama pertanian lahan kering, berburu, menangkap ikan, dan membuat kerajinan noken.
Saat musim hujan, jalan berubah menjadi lumpur sehingga Airu kerap terisolasi, memicu kenaikan biaya transportasi dan harga kebutuhan pokok.
Pembangunan Infrastruktur dan Layanan Dasar
Pemerintah Kabupaten Jayapura memprioritaskan pembangunan Airu melalui pengerasan jalan dari Nawa hingga Sungai Rouffaer, pembangunan jembatan gantung, serta pemasangan menara BTS meski sinyal masih belum stabil.
Puskesmas Airu kini memiliki fasilitas rawat inap sederhana dan ruang bersalin, dengan pasokan obat dan logistik medis dikirim sebulan sekali dari Sentani.
Petugas kesehatan rutin mengunjungi kampung untuk vaksinasi, pemeriksaan ibu hamil, dan edukasi gizi, bahkan harus menggunakan perahu dan menginap di kampung terpencil saat musim hujan.
Pemerintah daerah juga merencanakan pembangunan rumah dinas tenaga medis dan penyediaan ambulans untuk mempercepat penanganan darurat.
Pendidikan dan Peran Perempuan
Sekolah di Airu berfungsi ganda sebagai pusat kegiatan sosial, dengan siswa berjalan kaki beberapa kilometer setiap hari dan sebagian guru tinggal di sekolah.
Dukungan pendidikan datang melalui bantuan buku, meja, kursi, perekrutan guru honorer lokal, dan beasiswa bagi siswa yang melanjutkan pendidikan ke SMA di kota.
Perempuan Airu berperan penting dalam mengurus kebun, anak, dan membuat produk olahan seperti keripik pisang, tepung keladi, serta sirup markisa melalui pelatihan PKK.
Kemerdekaan yang Sederhana Namun Bermakna
Menjelang 17 Agustus, warga membersihkan lapangan, menghiasnya dengan bendera merah putih, dan menggelar lomba tarik tambang serta lari karung.
Bagi warga, kemerdekaan sejati adalah kesetaraan dalam hak hidup layak, sehat, dan bermartabat, meski jauh dari pusat kota.
Target pembangunan lima tahun ke depan meliputi jalan, jembatan, listrik desa, dan internet untuk membuka akses pemasaran hasil kebun seperti kopi, vanili, dan sayur-mayur, sekaligus memperluas wawasan pendidikan.
Perayaan kemerdekaan di Airu memang sederhana, namun sarat makna bagi masyarakat yang terus berjuang menjadi bagian utuh dari Indonesia.
- Penulis :
- Aditya Yohan








