billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Bandung dan Sekitarnya, BMKG Pastikan Tidak Ada Gempa Susulan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Bandung dan Sekitarnya, BMKG Pastikan Tidak Ada Gempa Susulan
Foto: (Sumber: Arsip - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Bandung saat mengungkapkan bahwa gempa bumi bermagnitudo 2,7 yang mengguncang wilayah Kota Cimahi, Jawa Barat, pada Minggu (29/6) pagi, dipicu oleh aktivitas Sesar Lembang. ANTARA/HO.)

Pantau - Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 4,7 mengguncang wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dan sekitarnya pada Rabu pagi pukul 08.32 WIB. Gempa ini berasal dari laut dan termasuk jenis gempa dangkal.

Sumber Gempa dari Sesar Aktif Bawah Laut

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa lokasi episenter gempa berada di koordinat 7,66 lintang selatan dan 107,15 bujur timur, atau sekitar 82 kilometer barat daya Kabupaten Bandung.

Kedalaman gempa tercatat 37 kilometer.

“Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi ini termasuk jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif bawah laut,” jelas Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II Tangerang, Hartanto.

Getaran gempa dirasakan cukup jelas di beberapa wilayah dengan intensitas bervariasi.

Di wilayah Tegalbuleud, Campaka, Naringgul, Pagelaran, dan Garut, gempa dirasakan pada skala III MMI, di mana getaran terasa nyata di dalam rumah, seperti ada truk melintas.

Sedangkan di Pangalengan, Pelabuhan Ratu, Tasikmalaya, dan Cianjur, getaran dirasakan pada skala II–III MMI.

Tidak Ada Laporan Kerusakan dan Gempa Susulan

Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan akibat gempa.

“Hasil monitoring BMKG hingga pukul 08.52 WIB tidak menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan,” ujar Hartanto.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat diharapkan terus mengikuti informasi resmi dari BMKG guna menghindari kesimpangsiuran data.

Penulis :
Ahmad Yusuf