billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wamendiktisaintek: Riset adalah Investasi Bangsa, Bukan Beban Biaya

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Wamendiktisaintek: Riset adalah Investasi Bangsa, Bukan Beban Biaya
Foto: (Sumber: Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie ditemui dalam sebuah acara di Jakarta, Kamis (21/8/2025). ANTARA/Sean Filo Muhamad.)

Pantau - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, menegaskan bahwa riset harus dipandang sebagai investasi strategis bagi masa depan Indonesia, bukan sebagai beban anggaran semata.

"Riset adalah motor pertumbuhan ekonomi langsung. Bukan sekadar wacana, tetapi hasilnya bisa dirasakan baik dalam jangka pendek maupun panjang", ungkap Stella.

Ia menyampaikan pernyataan ini dalam rangka mendorong penguatan kolaborasi antara kampus, industri, dan masyarakat agar hasil riset benar-benar dapat menjawab kebutuhan pasar.

Potensi Lokal, Daya Saing Global

Stella mencontohkan keberhasilan riset lokal yang kini berdaya saing global, seperti daun nilam dari Aceh yang telah diekspor ke berbagai negara dan rumput laut yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar di dunia.

Menurutnya, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam dan manusia, namun diperlukan peningkatan riset dan inovasi agar potensi tersebut memberikan nilai tambah nyata.

"Kita harus bertransformasi menjadi universitas berbasis riset. Karena hanya lewat riset, lahirlah inovasi yang bisa menggerakkan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan menjadikan Indonesia sebagai pemain global", ia menambahkan.

Diktisaintek Berdampak: Hilirisasi Pengetahuan untuk Pembangunan

Untuk mendukung arah tersebut, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi menggulirkan program Diktisaintek Berdampak sebagai strategi memperkuat kontribusi riset dan perguruan tinggi terhadap pembangunan nasional.

Program ini menekankan pentingnya hilirisasi pengetahuan dan pemanfaatan hasil riset sebagai solusi nyata atas berbagai persoalan yang dihadapi bangsa.

Tujuan utamanya adalah mengubah paradigma perguruan tinggi dari sekadar lembaga pendidikan menjadi motor penggerak pembangunan berbasis pengetahuan.

Melalui Diktisaintek Berdampak, pemerintah mendorong sinergi antara kampus, lembaga riset, dunia usaha, dan komunitas untuk menghasilkan inovasi yang berdampak langsung kepada masyarakat.

Fokus utama program ini diarahkan pada bidang strategis, yakni ketahanan pangan, kesehatan, energi baru terbarukan, dan teknologi digital.

Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap riset tidak lagi terputus di laboratorium, tetapi menjadi tulang punggung dalam transformasi ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

Penulis :
Aditya Yohan