
Pantau - Universitas Indonesia (UI) menyampaikan permohonan maaf setelah mengundang Prof. Peter Berkowitz dari The Hoover Institution - University of Stanford dalam kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana UI.
Permintaan Maaf UI
Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI Arie Afriansyah mengakui adanya kekhilafan dalam proses seleksi akademisi yang diundang.
"Dengan segala kerendahan hati UI mengakui kurang hati-hati, dan untuk itu UI meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekhilafan dalam kekurangcermatan saat melakukan background check terhadap yang bersangkutan," ungkapnya di Jakarta, Minggu.
Arie menegaskan tidak ada maksud lain dalam memberikan kesempatan kepada tokoh tersebut selain untuk kepentingan akademik.
Ia menjelaskan bahwa orasi yang dipersiapkan dalam kegiatan tersebut bertujuan memberikan perspektif dari figur institusi terkemuka dunia dalam bidang Sosial Humaniora serta Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM).
"Orasi selengkapnya dari tokoh dalam acara PSAU tersebut dapat dilihat kembali oleh semua pihak dalam kanal resmi YouTube Universitas Indonesia di mana isi orasinya memang murni tentang apa yang diharapkan," ujar Arie.
Reaksi Publik dan Sikap UI
UI menyadari adanya reaksi serta keprihatinan publik akibat latar belakang akademisi tamu tersebut.
Kasus ini disebut sebagai pembelajaran sekaligus perhatian agar UI lebih selektif dan sensitif dalam mempertimbangkan berbagai aspek sebelum mengundang akademisi internasional.
Arie menegaskan UI tetap konsisten dengan konstitusi Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang memperjuangkan penghapusan penjajahan di dunia serta mendukung perjuangan rakyat Palestina menghadapi penjajahan Israel.
"UI menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas kritik dan masukan sebagai bagian dari kebebasan menyampaikan pendapat yang bersifat konstruktif," tutur Arie Afriansyah.
Diketahui, Peter Berkowitz aktif menyuarakan dukungan terhadap Israel serta menulis banyak artikel yang mendukung genosida di Palestina.
Hal tersebut memicu reaksi warganet yang mempertanyakan mengapa UI sebagai institusi pendidikan tertua di Indonesia tidak melakukan pengecekan latar belakang tamu undangan.
- Penulis :
- Shila Glorya





