billboard mobile
HOME  ⁄  Nasional

Papua Barat Dorong Hilirisasi Kayu Log untuk Tingkatkan Nilai Tambah dan Serap Tenaga Kerja

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Papua Barat Dorong Hilirisasi Kayu Log untuk Tingkatkan Nilai Tambah dan Serap Tenaga Kerja
Foto: Pemerintah Provinsi Papua Barat menggelar rapat pembahasan strategi hilirisasi pengelolaan kayu log bersama perusahaan HPH di Manokwari (sumber: ANTARA/Fransiskus Salu Weking)

Pantau - Pemerintah Provinsi Papua Barat merumuskan strategi hilirisasi pengelolaan kayu log dengan menekankan minimal 50 persen kayu log diolah menjadi produk lanjutan atau barang siap pakai sebelum diekspor.

Strategi Hilirisasi Kayu di Papua Barat

Kebijakan ini diambil untuk meningkatkan nilai tambah hasil hutan sekaligus menekan ekspor bahan mentah.

"Bagaimana menghadirkan industri pengolahan kayu di wilayah Papua Barat supaya memberikan nilai tambah," kata Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan.

Ia menegaskan, keberadaan industri pengolahan kayu di Papua Barat diharapkan tidak hanya memberi nilai tambah, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal.

"Kalau tenaga kerja lokal terserap, pengangguran berkurang, dan perekonomian masyarakat meningkat," ucap Gubernur Dominggus.

Pemerintah daerah menekankan perlunya dukungan dari pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) untuk mewujudkan agenda hilirisasi yang juga berpotensi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dukungan Regulasi dan Data Produksi Kayu

Kepala Dinas Kehutanan Papua Barat, Jimmy Walter Susanto, menyebut hilirisasi dan industrialisasi sejalan dengan misi AstaCita Presiden Prabowo Subianto serta visi Kementerian Kehutanan.

Pemanfaatan tapak hutan melalui hilirisasi industri diyakini akan memberikan nilai tambah lebih besar bagi daerah maupun masyarakat lokal.

"Saat ini kami sudah menyiapkan draf Peraturan Gubernur (Pergub) Papua Barat soal peredaran kayu bulat atau kayu log," ujar Jimmy.

Berdasarkan data, realisasi produksi kayu log oleh tujuh Pengelola Bidang Pengusahaan Hutan (PBPH) di Papua Barat pada Juli 2025 mencapai 41.960 batang dengan volume 148.602,14 meter kubik.

Rinciannya terdiri atas Kayu Merbau sebanyak 19.530 batang dengan volume 91.490,76 m³, Kayu Meranti 11.911 batang dengan volume 32.433,47 m³, Kayu Rimba campuran 10.374 batang dengan volume 24.112,91 m³, serta Kayu Indah 145 batang dengan volume 565 m³.

"Target produksi kayu log tahun 2025 sebanyak 985.058,90 meter kubik dari 13 PBPH di Papua Barat," kata Jimmy.

Penulis :
Arian Mesa
FLOII Event 2025

Terpopuler