
Pantau - Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BBKHIT) Kalimantan Timur bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan para pelaku usaha resmi melepas ekspor tiga komoditas unggulan dengan nilai total mencapai Rp5,4 miliar dari Pelabuhan Samudera Palaran, Samarinda.
Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Dorong Hilirisasi Industri
Kegiatan ini bertajuk Akselerasi Ekspor Komoditas Unggulan Daerah Kalimantan Timur sebagai bentuk sinergi antara pemerintah dan sektor swasta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta implementasi hilirisasi industri nasional.
Kepala BBKHIT Kaltim, Arum Kusnila Dewi, menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh ekspor ini sebagai kontribusi nyata terhadap penguatan posisi Indonesia di pasar global.
"Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada para Petugas Karantina yang telah memastikan bahwa setiap komoditas yang diekspor hari ini memenuhi persyaratan fitosanitari dan standar mutu yang ditetapkan negara tujuan," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa BBKHIT Kaltim berkomitmen untuk menjadi mitra strategis pelaku usaha, tidak hanya sebagai pengawas tetapi juga sebagai fasilitator ekspor dengan menjunjung tinggi integritas dan profesionalitas.
Adapun tiga komoditas yang diekspor meliputi:
Kayu Veneer dari PT. Orimba Alam Kreasi dengan volume 167,445 m³ senilai lebih dari Rp2,2 miliar, dikirim ke India.
Keruing Core Veneer, Keruing Face Veneer, dan Keruing Veneer dari PT. Kayu Alam Perkasa Raya dengan volume 230,281 m³ senilai lebih dari Rp2 miliar, juga ke India.
Palm Kernel Expeller (PKE) atau bungkil sawit dari PT. Sinar Sawit Sentosa dengan volume 504,67 ton senilai Rp1,2 miliar ke Tiongkok.
Ekspor Pertanian dan Perikanan Kaltim Terus Tumbuh
Data Barantin Electronic System for Transaction and Utility Service Technology (BEST TRUST) per 20 Oktober 2025 mencatat bahwa nilai total ekspor komoditas pertanian dari Kalimantan Timur telah menembus angka lebih dari Rp11 triliun.
Sementara itu, ekspor komoditas perikanan mencapai Rp947,3 miliar.
Komoditas unggulan yang mendominasi antara lain kayu olahan, produk olahan kelapa sawit, kepiting bakau hidup, dan udang segar atau beku.
Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean, menyebut keberhasilan ini sejalan dengan dua poin utama Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI, yaitu:
Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri.
Meningkatkan lapangan kerja berkualitas serta mendorong kewirausahaan dan pengembangan infrastruktur.
"Produk yang diekspor telah melalui proses pengolahan, yang meningkatkan nilai jualnya dibandingkan ekspor bahan mentah. Barantin memastikan produk turunan ini aman dan berkualitas tinggi untuk diekspor," ia mengungkapkan.
Barantin juga akan terus mengoptimalkan proses sertifikasi dan mempercepat layanan demi membuka peluang lebih luas bagi pelaku usaha di Kalimantan Timur untuk menembus pasar global.
Acara pelepasan ekspor ini turut disaksikan oleh para eksportir, jajaran pimpinan Barantin, serta perwakilan instansi terkait.
Ke depan, diharapkan nilai, volume, dan ragam ekspor Kalimantan Timur terus meningkat guna mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
- Penulis :
- Leon Weldrick