Pantau - Delegasi Indonesia–Bangladesh Working Group on Energy meninjau Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumber Segara Primadaya (S2P) Cilacap, Jawa Tengah, pada Sabtu, 23 Agustus 2025, untuk mempelajari pengoperasian pembangkit di Indonesia, termasuk teknologi yang diterapkan dan efisiensi operasionalnya.
Teknologi Ultra Super Critical di PLTU S2P
Direktur Teknik dan Operasi PT S2P, Irvan Rahmat, menjelaskan bahwa PLTU S2P Cilacap menggunakan teknologi ultra super critical (USC) yang mampu meningkatkan efisiensi energi.
"Untuk teknologi ultra super kritis, bisa mencapai efisiensi penggunaan baru bara sekitar 40–42 persen. Dan untungnya, teknologi ultra super kritis (PLTU S2P Cilacap -red) adalah yang pertama di Indonesia," ungkapnya.
Irvan menambahkan bahwa teknologi USC membuat kebutuhan bahan bakar batu bara lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah listrik yang sama, sekaligus menekan emisi.
Rencana Kerja Sama Energi Indonesia–Bangladesh
Director General Ministry of Foreign Affairs Bangladesh, Nayem Uddin Ahmed, menegaskan adanya kesamaan visi dalam pengembangan energi antara kedua negara.
"Kami sudah duduk bersama dan berbicara tentang masa depan kerja sama energi antara Bangladesh dan Indonesia. Jadi, ini baik bagi kami untuk memiliki bentuk kerja sama baru dalam energi, sektor ketenagalistrikan, terutama energi," ujarnya.
Nayem menjelaskan bahwa telah dibentuk komite gabungan untuk memperkuat kerja sama bilateral, berdasarkan Nota Kesepahaman yang ditandatangani pada 4 September 2023 di Jakarta antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia dan Ministry of Power, Energy and Mineral Resources Bangladesh.
Selain meninjau PLTU S2P Cilacap, rombongan delegasi juga mengunjungi PT Kilang Pertamina Internasional RU-IV Cilacap.
Perdagangan Energi dan Komitmen Bilateral
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menegaskan bahwa Indonesia dan Bangladesh memiliki hubungan ekonomi yang erat, khususnya di sektor energi.
"Nilai perdagangan bilateral pada 2024 mencapai 2,94 miliar dolar AS, dengan ekspor batu bara Indonesia mendominasi senilai 1,05 miliar dolar AS atau setara 13,2 juta ton," jelasnya.
Indonesia dan Bangladesh berkomitmen memperkuat kemitraan strategis untuk mendukung ketahanan energi di masing-masing negara.
- Penulis :
- Arian Mesa
