billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wagub DKI Rano Karno: Pertumbuhan Kendaraan Tak Seimbang dengan Jalan, Kemacetan Rugikan Rp100 Triliun per Tahun

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Wagub DKI Rano Karno: Pertumbuhan Kendaraan Tak Seimbang dengan Jalan, Kemacetan Rugikan Rp100 Triliun per Tahun
Foto: (Sumber: Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno (tengah) dalam Apel Kolaborasi Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas di Provinsi DKI Jakarta di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Rabu (27/8/2025). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa).)

Pantau - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menyoroti ketidakseimbangan antara pertumbuhan jumlah kendaraan dengan ruas jalan yang tersedia sebagai penyebab utama kemacetan di ibu kota.

Pertumbuhan Kendaraan Tekan Ruang Jalan

"Menurut data Ditlantas Polda Metro Jaya, rata-rata pertumbuhan kendaraan di Jakarta mencapai 2,70 persen per tahun. Sementara pertumbuhan ruas jalan hanya sekitar 0,01 per tahun. Akibatnya, volume kendaraan semakin menekan ruang jalan yang ada", ungkap Rano saat Apel Kolaborasi Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas di Lapangan Silang Monas.

Berdasarkan TomTom Traffic Index 2025, Jakarta menempati peringkat ke-90 dari 500 kota termacet di dunia.

Selain ketidakseimbangan infrastruktur, rendahnya penggunaan angkutan umum juga menjadi faktor penyebab.

"Dari 20,2 juta perjalanan per hari di Jakarta, baru sekitar 22,19 persen yang menggunakan angkutan umum", jelas Rano.

Dorong Peralihan ke Angkutan Publik

Rano menekankan pentingnya mendorong masyarakat beralih ke transportasi publik sebagai solusi jangka panjang.

Ia juga menegaskan perlunya kolaborasi antara pemerintah daerah, kepolisian, dan seluruh pemangku kepentingan untuk mengatasi kemacetan.

"Saya percaya dengan kerja keras, kolaborasi, serta partisipasi aktif dari seluruh elemen, Jakarta mampu membangun sistem transportasi yang aman, nyaman, berkelanjutan, dan inklusif demi mewujudkan kota global yang membanggakan", katanya.

Dampak Ekonomi Kemacetan

Rano menambahkan, kemacetan tidak hanya berdampak pada mobilitas masyarakat, tetapi juga merugikan perekonomian secara signifikan.

Studi Bappenas tahun 2019 mencatat kerugian akibat kemacetan di Jabodetabek mencapai Rp100 triliun per tahun.

Angka tersebut setara dengan empat persen Produk Domestik Bruto (PDB) Jabodetabek atau enam kali biaya pembangunan proyek MRT fase pertama.

Penulis :
Aditya Yohan