
Pantau - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, mengungkapkan bahwa kelangkaan beras premium yang terjadi di sejumlah mini market disebabkan oleh aksi panic buying masyarakat.
Kelangkaan Beras dan Respons Pemerintah
Pramono menyebut bahwa pembelian berlebihan karena kepanikan menyebabkan gangguan distribusi beras premium di pasaran.
"Ini (kelangkaan beras) memang sedang kita tangani. Kemarin ada panic buying lah, ada orang kemudian menimbun. Saya minta sekarang segera dinormalkan kembali," ungkapnya.
Ia berharap kondisi pasar bisa segera kembali normal dan masyarakat tidak lagi melakukan penimbunan.
Sebelumnya, Pramono juga menegaskan bahwa pasokan pangan di Jakarta masih dalam kondisi aman dan mencukupi hingga Oktober 2025.
Ia menanggapi isu kelangkaan pangan dengan menyatakan, "Kemarin sempat beredar rumor pangan akan menjadi masalah. Di Jakarta, pangan cukup, bahkan sampai dengan Oktober akhir. Pangan di Jakarta sangat mencukupi," ujarnya.
Data Stok Pangan dan Penyebab Kelangkaan
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok, memastikan bahwa stok beras dan bahan pangan lain dalam kondisi aman.
Ia menjabarkan bahwa ketersediaan beras di Jakarta mencapai 303.297 ton, sementara kebutuhannya hanya 156.745 ton.
Untuk daging sapi, tersedia 40.418 ton, dengan kebutuhan 11.999 ton.
Daging ayam tersedia 74.940 ton, kebutuhan 30.176 ton, dan telur ayam tersedia 21.478 ton dengan kebutuhan 19.525 ton.
Namun, ia mengingatkan bahwa telur ayam memiliki masa simpan yang relatif pendek.
Stok komoditas lain seperti cabai merah keriting juga mencukupi, dengan ketersediaan 10.641 ton dan kebutuhan 5.595 ton.
Bawang merah tersedia sebanyak 8.688 ton, sedangkan kebutuhannya hanya 4.677 ton.
Terkait penyebab kelangkaan beras, Hasudungan menjelaskan bahwa harga gabah di tingkat petani meningkat, yang berdampak pada pengurangan pasokan.
Selain itu, maraknya kasus beras oplosan membuat banyak distributor menghentikan kegiatan distribusinya.
"Harga gabah di tingkat petani itu juga meningkat. Jadi, memang secara pasokan juga agak berkurang. Kemudian dipicu juga kemarin masalah yang pengoplosan beras. Jadi, masih banyak penjual beras atau distributor beras yang menghentikan kegiatannya," jelasnya.
Meski demikian, ia memastikan bahwa pasokan beras akan segera pulih dan kelangkaan tidak akan berlangsung lama.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf