Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BPBD Mataram Siagakan Posko Darurat Antisipasi Banjir Rob Akibat Gelombang Pasang

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

BPBD Mataram Siagakan Posko Darurat Antisipasi Banjir Rob Akibat Gelombang Pasang
Foto: (Sumber: Ilustrasi: Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, di Pantai Loang Baloq. ANTARA/Nirkomala.)

Pantau - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyiagakan posko darurat untuk mengantisipasi banjir rob akibat gelombang pasang yang diperkirakan terjadi hingga 13 September 2025.

Posko Terpadu di Titik Rawan

"Posko siaga darurat gelombang pasang kami buka di dua lokasi yakni di Bintaro dan Mapak Tanjung Karang," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Mataram Akhmad Muzaki.

Dua lokasi tersebut dipilih karena selama ini menjadi titik rawan terdampak gelombang pasang.

Posko disiagakan 24 jam dengan sistem shift hingga 13 September 2025, melibatkan satgas dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Dinas Sosial, DLH, PUPR, Disperkim, dan instansi terkait lainnya.

"Kami sistemnya piket bersama dengan OPD terkait dengan sistem shift-shift-an," ujar Muzaki.

Penyiagaan posko ini merupakan tindak lanjut dari imbauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Peringatan BMKG dan Risiko Banjir Rob

BMKG mengimbau warga pesisir dan pelaut untuk waspada terhadap gelombang tinggi 4–6 meter di selatan Selat Lombok pada 9–10 September 2025.

Gelombang setinggi itu berpotensi menimbulkan dampak serius, mulai dari kapal kecil terbalik hingga banjir rob di wilayah pesisir.

Selain itu, BMKG juga memperingatkan adanya gelombang setinggi 2,5–4 meter di empat wilayah perairan NTB lainnya.

Gelombang besar tidak hanya tinggi, tetapi juga membawa energi yang dapat merusak infrastruktur, kapal, bahkan membahayakan jiwa.

Muzaki menambahkan kawasan pesisir Ampenan dan Sekarbela dinilai berisiko mengalami banjir rob akibat pasang air laut maksimum yang dipengaruhi posisi bulan dan matahari.

Meskipun laporan sementara menunjukkan kondisi pantai masih landai, kewaspadaan tetap diperlukan.

"Tahun sebelumnya, hempasan gelombang pasang bisa mencapai tiga meter dan masuk hingga ke pemukiman warga, seperti di Kampung Melayu, Pondok Perasi, dan Bintaro," kata Muzaki.

Penulis :
Ahmad Yusuf