
Pantau - Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroentero-Hepatologi lulusan Universitas Indonesia, dr. Amanda Pitarini Utari, Sp.PD-KGEH, memaparkan tata laksana serta pencegahan penyakit radang usus atau Inflammatory Bowel Disease (IBD).
Menurutnya, penyakit ini memiliki tingkat kesulitan beragam sehingga diperlukan kerja sama multidisiplin dalam penanganannya.
Pengobatan dan Upaya Pencegahan
Tata laksana IBD dapat dilakukan dengan terapi obat, baik tablet maupun injeksi.
Pada kondisi tertentu, pasien membutuhkan pembedahan atau kombinasi antara obat-obatan dan tindakan operasi.
Beberapa vaksinasi juga direkomendasikan sebagai pencegahan infeksi tambahan.
Untuk kasus kronis, operasi pengangkatan bagian usus yang rusak mungkin diperlukan.
Amanda menekankan pencegahan sejak dini melalui pola hidup sehat, terutama bagi individu dengan riwayat keluarga penderita IBD.
"Faktor risiko genetik memang kuat, ada studi menunjukkan bahwa 5–20 persen orang dengan IBD memiliki salah satu anggota keluarga tingkat pertama yang juga mengidap penyakit ini," kata Amanda.
Langkah pencegahan yang disarankan meliputi peningkatan asupan serat, konsumsi buah, sayur, dan whole grains, mengurangi makanan olahan, serta rutin berolahraga.
"Pencegahan dini ini memang bukan jaminan absolut, tetapi kombinasi strategi ini memberi harapan untuk menunda atau menurunkan risiko munculnya IBD," tambahnya.
Risiko Komplikasi Serius
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroentero-Hepatologi, dr. Indra Marki, Sp.PD-KGEH, FINASIM, mengingatkan bahaya komplikasi bila IBD tidak ditangani dengan tepat.
"Pasien dapat menghadapi berbagai komplikasi yang tentunya berbahaya," ungkap Indra.
Komplikasi IBD di antaranya kanker kolon, polip kolon, penyempitan usus (striktur kolon), toxic megacolon, dan fistula ani.
Selain itu, komplikasi extraintestinal juga dapat muncul, seperti sariawan kronis, luka pada kulit, gangguan sendi, radang mata, hingga peradangan pembuluh darah.
Gejala awal IBD sering kali ringan, tetapi tanpa pengobatan konsisten dapat berkembang progresif dan mengancam nyawa.
Indra mengimbau masyarakat untuk tidak menunda pemeriksaan medis bila mengalami gejala mencurigakan.
IBD Sebagai Penyakit Autoimun
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Paulus Simadibrata, Sp.PD, menjelaskan IBD merupakan penyakit autoimun berupa peradangan pada usus kecil dan besar akibat sistem imun menyerang saluran cerna.
Penyakit ini ditandai dengan episode peradangan berulang karena respons imun abnormal terhadap mikroflora usus.
Tantangan utama dalam diagnosis adalah membedakan diare biasa dengan diare akibat radang usus.
IBD umumnya terdiagnosis pada usia dewasa muda dan dapat berdampak besar terhadap produktivitas kerja penderita.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf