Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

KKP Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Segitiga Karang Demi Wujudkan RPOA 2.0 CTI-CFF

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

KKP Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Segitiga Karang Demi Wujudkan RPOA 2.0 CTI-CFF
Foto: Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP sekaligus Chair of CSO CTI-CFF, Koswara (tengah) dalam Workshop and Knowledge Exchange on Sustainable Financing Phase 3 yang dilaksanakan pada 8-12 September 2025, di Bali (sumber: Humas KKP)

Pantau - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI mendorong pendanaan berkelanjutan untuk kawasan Segitiga Karang guna mendukung Regional Plan of Action (RPOA) 2.0 Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF).

Strategi Pendanaan dan Ancaman Lingkungan

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP sekaligus Chair of CSO CTI-CFF, Koswara, menegaskan pentingnya perancangan strategi pembiayaan.

"Pendanaan berkelanjutan harus dirancang strategis agar memberi dampak nyata bagi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat pesisir," ungkapnya dalam Workshop and Knowledge Exchange on Sustainable Financing Phase 3 di Bali.

Koswara menambahkan, penguatan skema pendanaan berkelanjutan juga ditujukan untuk mendukung target Kerangka Keanekaragaman Hayati Global 2030.

"Ini sangat penting untuk menjawab ancaman serius seperti perubahan iklim, penangkapan ikan berlebih, pencemaran, dan degradasi habitat," ujarnya.

Workshop fase ketiga ini diawali dengan pertemuan Internal Resources Committee (IRC) pada 8-12 September 2025 di Jimbaran, Bali.

Kolaborasi Regional dan Skema Inovatif

Ketua Delegasi Indonesia sekaligus Staf Ahli Menteri KKP Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut, Hendra Yusran Siry, menekankan bahwa momentum tersebut penting untuk memperkuat kapasitas dan kolaborasi negara-negara CT6.

"Inovasi pembiayaan seperti Debt for Nature Swap, Indonesia Coral Reef Bond, Coral Insurance, dan Impact Bond yang sudah diinisiasi Indonesia perlu terus dikembangkan bersama untuk mendukung keberlanjutan ekosistem laut dan pesisir di kawasan Segitiga Karang," ujarnya.

Dalam IRC Meeting juga dibahas sejumlah isu strategis, termasuk operasionalisasi Sekretariat Regional CTI-CFF, peluang integrasi program Arafura and Timor Seas Echo system Action (ATSEA), serta persiapan Senior Officials Meeting (SOM) ke-20 tahun ini.

Pertemuan tersebut menjadi momentum bersejarah dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Sekretariat Regional CTI-CFF dengan Rare untuk memperkuat dukungan terhadap pelaksanaan RPOA 2.0 CTI-CFF.

Direktur Eksekutif Sekretariat Regional CTI-CFF, Frank Griffin, menegaskan pentingnya komitmen kolektif antarnegara CT6.

"Menjaga dan mengelola sumber daya di kawasan Segitiga Karang adalah tanggung jawab bersama, bukan satu negara saja. Kerja sama ini penting untuk melindungi laut dan memastikan ketahanan pangan generasi mendatang," ujarnya.

Penandatanganan MoU tersebut membuka peluang pengembangan CTI Regional Impact Bond, yakni skema pembiayaan berbasis hasil untuk mendukung kawasan laut prioritas, perikanan berkelanjutan, perlindungan spesies terancam punah, serta ketahanan iklim di Segitiga Karang.

Direktur Eksekutif Fish Forever Rare, Rocky Sanchez Tirona, menekankan arti penting kemitraan ini.

"Segitiga Karang adalah kawasan laut dengan keanekaragaman hayati tinggi namun rentan. Kemitraan ini memperkuat kolaborasi regional, memperluas dampak, dan menandai visi bersama menuju Segitiga Karang yang sejahtera, di mana ekosistem terlindungi dan masyarakat pesisir tangguh," katanya.

Kawasan Segitiga Karang mencakup enam negara, yakni Filipina, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Timor-Leste, yang dikenal sebagai kawasan laut paling beragam di dunia.

Penulis :
Shila Glorya