Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Jembatan Sementara Karang Kemong Dibangun Usai Banjir, Jadi Akses Vital Warga dan Pelajar

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Jembatan Sementara Karang Kemong Dibangun Usai Banjir, Jadi Akses Vital Warga dan Pelajar
Foto: (Sumber: Proses pembangunan jembatan sementara pasca banjir 6 Juli 2025 di Lingkungan Karang Kemong, Cakranegara, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (18/9-2025). ANTARA/Nirkomala.)

Pantau - Pemerintah Kota Mataram membangun jembatan sementara di Lingkungan Karang Kemong, Kecamatan Cakranegara, sebagai solusi darurat setelah jembatan permanen rusak akibat banjir bandang pada 6 Juli 2025.

Solusi Darurat untuk Akses Sekolah dan Pemakaman

Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana, menegaskan bahwa pembangunan jembatan sementara sangat mendesak karena jembatan tersebut merupakan akses utama warga menuju pemakaman dan anak-anak ke sekolah.

"Sementara untuk membangun jembatan permanen membutuhkan waktu sekitar empat bulan", ujarnya.

Dari tiga jembatan yang rusak akibat banjir bandang, hanya jembatan Karang Kemong yang dibangun kembali secara sementara karena memiliki fungsi vital sebagai penghubung ke wilayah Majeluk.

Sebelum jembatan ini dibangun, warga harus memutar sejauh 3 kilometer untuk mencapai tujuan mereka.

"Karena itulah, pembangunan jembatan kami nilai mendesak sehingga diputuskan untuk bangun jembatan sementara semi permanen", jelasnya.

Pemerintah menargetkan pembangunan jembatan sementara rampung dalam dua hari.

Konstruksi Gunakan Bahan Bekas, Dikhususkan untuk Pejalan Kaki

Jembatan sementara dibangun menggunakan besi bekas dari jembatan penyeberangan di depan Bank Indonesia, Jalan Pejanggik.

Setelah selesai, jembatan akan diuji coba terlebih dahulu untuk memastikan kekuatan dan keamanannya sebelum digunakan secara umum.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Lale Widiahning, menjelaskan bahwa jembatan ini memiliki panjang 16 meter dan lebar 2,5 meter.

Jembatan ini hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki dan tidak dirancang untuk kendaraan.

"Warga di sini, memang tidak menginginkan jembatan diakses kendaraan. Sebelum jembatan roboh, jembatan sebelumnya juga hanya untuk pejalan kaki", ungkap Lale.

Pembangunan jembatan sementara ini tidak menggunakan anggaran khusus.

Seluruh konstruksi memanfaatkan bahan bekas, sementara tenaga kerja dan peralatan berasal dari SDM internal Dinas PUPR Kota Mataram.

"Untuk tenaga dan peralatan, kami gunakan dari SDM di Dinas PUPR", jelasnya.

Penulis :
Aditya Yohan