
Pantau - BMKG menyatakan ruang udara Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur, untuk sementara bebas dari sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki yang kembali erupsi sejak 19 September 2025.
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran, menjelaskan: "Sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki sempat sampai di ruang udara Manggarai Barat, bahkan sampai tadi malam pukul 22.00 WITA masih menunjukkan wilayah udara kita masih masuk dalam poligon sebaran abu vulkanik."
Berdasarkan pantauan satelit dan laporan pilot penerbangan di atas Labuan Bajo, ruang udara Manggarai Barat kini dinyatakan bersih dari abu.
"Selain pantauan real time memakai satelit, juga berdasarkan laporan pilot yang melintasi area di sekitarnya, ini bukan berarti menuju ke area poligon, karena justru area yang sudah ditandai itu wajib dihindari dengan membuat rute baru," tambah Maria.
Karakter Erupsi dan Faktor Sebaran Abu
Erupsi kali ini tidak bersifat eksplosif seperti beberapa bulan lalu, tetapi berlangsung secara kontinyu atau intermiten.
Maria menuturkan: "Erupsi tidak eksplosif tapi sebaran abu bisa sampai Manggarai Barat karena erupsi yang berlangsung terus-menerus dengan suplai abu vulkanik yang konsisten dan terakumulasi di udara. Jika didukung angin konsisten dari timur tenggara dan tanpa hujan, peluang sebaran abu bisa mencapai wilayah jauh."
Citra satelit terbaru menunjukkan tidak ada lagi abu vulkanik di ruang udara Manggarai Barat, kemungkinan karena tertutup awan atau butiran abu sudah terurai halus. Pos pengamatan darat tetap melaporkan erupsi intermiten, tetapi prediksi sebaran hingga Minggu malam (00.40 WITA) menunjukkan abu tidak sampai ke Mabar.
Maria menambahkan bahwa faktor utama sebaran abu mencapai Labuan Bajo adalah pola angin di tiap lapisan atmosfer serta tinggi kolom abu. "Sehingga keterangan dalam berita SIGMET Volcanic Ash (VA) pasti dibedakan level sebarannya," ujarnya.
Aktivitas Seismik Gunung Lewotobi
Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat 27 kali gempa letusan Gunung Lewotobi Laki-laki pada periode 19–20 September 2025.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, melaporkan Level IV (Awas) pada 20 September 2025 pukul 21.00 WITA, terdiri atas: 2 kali gempa guguran, 9 kali gempa hembusan, 1 kali gempa harmonik, 23 kali gempa tremor non-harmonik, 18 kali gempa low frekuensi, 3 kali gempa vulkanik dalam, 5 kali gempa tektonik jauh, dan 1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 2,9–22 mm (dominan 14,8 mm).
Muhammad Wafid menambahkan: "Aktivitas visual menunjukkan letusan masih terjadi dengan kolom abu fluktuatif antara 800–6.000 meter. Asap juga terlihat keluar dari rekahan di sisi barat laut, yang mengindikasikan adanya zona lemah dan berpotensi menjadi jalur erupsi baru."
- Penulis :
- Aditya Yohan