billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menlu Sugiono Tegaskan Dukungan Indonesia terhadap UNRWA adalah Keharusan, Bukan Pilihan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Menlu Sugiono Tegaskan Dukungan Indonesia terhadap UNRWA adalah Keharusan, Bukan Pilihan
Foto: (Sumber: Menteri Luar Negeri Sugiono saat berbicara pada Pertemuan Tahunan Menteri tentang UNRWA yang berlangsung di sela Sidang ke-80 Majelis Umum PBB di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, Kamis (25/9/2025). ANTARA/Kuntum Riswan..)

Pantau - Menteri Luar Negeri Sugiono menegaskan bahwa dukungan politik terhadap Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) bukanlah sebuah pilihan, melainkan suatu keharusan, terutama dalam upaya memperpanjang mandat lembaga tersebut.

Indonesia Serukan Dukungan Tegas dalam Sidang PBB

Pernyataan tersebut disampaikan Sugiono dalam Pertemuan Tahunan Tingkat Menteri tentang UNRWA yang berlangsung di sela Sidang ke-80 Majelis Umum PBB di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Kamis, 25 September 2025.

"Dukungan politik bukanlah pilihan, melainkan suatu keharusan, terutama dalam hal perpanjangan mandatnya," tegas Sugiono.

Ia menambahkan bahwa kehadiran Indonesia dalam pertemuan tersebut merupakan bentuk komitmen dan dukungan yang tidak tergoyahkan terhadap UNRWA.

UNRWA dinilai memiliki peran yang sangat vital dan nyata dalam membantu jutaan warga Palestina, serta merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem multilateralisme.

Namun, Sugiono menyoroti bahwa UNRWA kini menghadapi tantangan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

UNRWA Dihadapkan pada Krisis Politik dan Pendanaan

Tantangan yang dihadapi UNRWA mencakup tekanan politik, kekurangan pendanaan, hingga upaya sistematis untuk melemahkan, menghapus, bahkan membubarkan lembaga tersebut.

Secara politik, UNRWA dihambat oleh Israel melalui pelarangan aktivitasnya di wilayah Palestina yang diduduki dan pengakhiran perjanjian tahun 1967 antara Israel dan UNRWA, yang menyebabkan hilangnya hak istimewa dan kekebalan staf UNRWA.

Dari sisi pendanaan, badan ini mengalami penurunan drastis karena penarikan dukungan dari sejumlah negara.

Sebagian besar dana operasional UNRWA berasal dari kontribusi sukarela, membuat keberlanjutan layanan mereka menjadi sangat rentan.

Sugiono juga menanggapi UN Aid Initiatives yang diusulkan oleh Sekretaris Jenderal PBB, khususnya Workstream 3 yang mengusulkan restrukturisasi bantuan kemanusiaan lintas lembaga PBB.

Ia menegaskan pentingnya agar proses tersebut tidak mengubah atau mengurangi mandat UNRWA, terutama perannya dalam menegakkan hak-hak pengungsi Palestina.

"Lebih jauh lagi, karena pendanaan yang berkelanjutan dan dapat diprediksi merupakan nadi dari operasi UNRWA, Indonesia tetap berkomitmen untuk berkontribusi kepada UNRWA, baik melalui pemerintah kami maupun melalui saluran-saluran inovatif lainnya," ujar Sugiono.

Dukungan Nyata Indonesia dan Proyeksi Krisis Operasional

Diketahui bahwa operasional normal UNRWA diperkirakan hanya mampu berlangsung hingga akhir September 2025.

Bahkan, pada November 2025 mendatang, UNRWA diproyeksikan hanya mampu beroperasi dua hari dalam sepekan jika tidak ada tambahan pendanaan.

Menanggapi krisis tersebut, Indonesia telah meningkatkan dukungan pendanaannya sejak tahun 2024.

Bentuk dukungan tersebut mencakup peningkatan kontribusi sukarela, kerja sama antara BAZNAS dan UNRWA, serta penggalangan bantuan dari berbagai pihak yang dikoordinasikan secara nasional.

Penulis :
Aditya Yohan