
Pantau - Ikan pora-pora (Mystacoleucus padangensis), yang sempat dianggap punah secara lokal dari Danau Toba, Sumatra Utara, kini kembali ditemukan, memberi harapan baru bagi konservasi spesies lokal dan pemulihan ekosistem danau vulkanik terbesar di Indonesia.
Kemunculan kembali ikan pora-pora disebut sebagai bukti bahwa alam masih memiliki daya pulih dan memberikan kesempatan kedua bagi keseimbangan ekologis Danau Toba.
Pernah Jadi Tulang Punggung Ekonomi, Lalu Menghilang
Ikan pora-pora dikenal juga sebagai ikan bilih dan pernah menjadi komoditas unggulan dalam industri perikanan lokal di sekitar Danau Toba, terutama pada periode 2003–2013.
Ikan ini awalnya ditebar pada tahun 2003 untuk mengendalikan ledakan populasi plankton, dan dalam waktu singkat berkembang pesat dengan hasil tangkapan tahunan mencapai puluhan ribu ton.
Keberadaan ikan pora-pora saat itu memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat pesisir dan nelayan lokal.
Namun, pada tahun 2016, populasi ikan ini mulai menghilang dari perairan danau akibat penangkapan berlebihan, degradasi habitat, serta tekanan dari spesies invasif seperti ikan kaca-kaca (Parambassis siamensis).
Sejak saat itu, ikan pora-pora tidak lagi muncul dalam tangkapan nelayan dan diduga telah punah secara lokal.
Ditemukan Kembali Lewat Survei IPB, Bangkitkan Upaya Konservasi
Harapan kembali muncul setelah survei yang dilakukan pada tahun 2024 oleh tim peneliti dari IPB University menunjukkan bahwa ikan pora-pora masih bertahan di Danau Toba.
Tim peneliti menemukan keberadaan ikan ini di wilayah littoral (pinggiran) danau serta di sungai-sungai yang mengalir ke dalam danau (inlet), menandakan bahwa habitat aslinya belum sepenuhnya hilang.
Penemuan ini menegaskan bahwa ikan pora-pora masih memiliki nilai ekologis penting sebagai bagian dari rantai makanan dan nilai ekonomis bagi keberlanjutan perikanan lokal.
Kemunculan kembali spesies ini dinilai menjadi simbol harapan bagi penguatan upaya konservasi, perlindungan keanekaragaman hayati, serta pengelolaan berkelanjutan Danau Toba ke depan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf