
Pantau - Ombudsman Republik Indonesia (ORI) menyatakan bahwa digitalisasi dalam rantai pasok dan pelayanan publik terbukti mampu meningkatkan efisiensi distribusi pangan hingga 30 persen.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, dalam acara “Sosialisasi Pengawasan Pelayanan Melalui Transformasi Digital Mendukung Inovasi Industri Pangan” yang digelar di Jakarta pada Selasa, 30 September 2025.
Digitalisasi disebut mampu mempercepat waktu pengiriman pangan menjadi rata-rata dua hingga empat hari, sekaligus menekan potensi penyimpangan distribusi.
“Penerapan internet of things dan blockchain memungkinkan pelacakan produk secara real time, menjamin transparansi dan akuntabilitas yang selama ini menjadi titik rawan terjadinya malaadministrasi,” ungkap Yeka.
Selaras dengan Visi Swasembada Pangan Berkelanjutan
Yeka menjelaskan bahwa langkah digitalisasi sejalan dengan misi Astacita dari Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, terutama dalam pilar kemandirian bangsa melalui swasembada pangan yang berkelanjutan.
Swasembada pangan didefinisikan sebagai kemampuan dan pengetahuan dalam melakukan kegiatan ekonomi di sektor pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara mandiri.
Pemerintah telah menargetkan swasembada beras sebesar 100 persen pada tahun 2026.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman bahkan menyatakan optimisme bahwa target tersebut bisa dicapai lebih cepat, yakni pada tahun ini.
Namun, Yeka menegaskan bahwa meski swasembada sering dideklarasikan, kenyataannya Indonesia masih melakukan impor pangan dalam praktiknya.
“Oleh karena itu, swasembada pangan yang paling penting adalah swasembada pangan yang berkelanjutan,” tegasnya.
Pengawasan Ketat dan Transformasi Digital Jadi Kunci
Yeka menyebut bahwa visi swasembada beras 100 persen dan target peningkatan ekspor produk pangan sebesar 20 persen per tahun memerlukan kebijakan progresif yang didukung oleh pengawasan publik yang ketat.
Tanpa pengawasan, menurutnya, target-target tersebut hanya akan menjadi agenda yang berhenti di atas kertas.
Untuk mendukung hal ini, Ombudsman menyelenggarakan forum sosialisasi yang mengangkat tema transformasi digital sebagai strategi utama mendukung inovasi industri pangan nasional.
Transformasi digital, menurut Yeka, bukan hanya slogan, tetapi kebutuhan strategis dan moral untuk menjawab tantangan sektor pangan di era modern.
“Dengan semangat kolaborasi, mari kita wujudkan ekosistem pangan nasional yang modern, inovatif, berkeadilan, dan berkelanjutan sekaligus memastikan pelayanan publik yang bebas dari malaadministrasi,” pungkasnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf