Tampilan mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

KM Selat Meranti Tenggelam di Perairan Anambas, Lima Awak Kapal Berhasil Diselamatkan

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

KM Selat Meranti Tenggelam di Perairan Anambas, Lima Awak Kapal Berhasil Diselamatkan
Foto: Tim SAR saat menemukan kapal pada Selasa (7/10/2025) di Anambas, Kepri (sumber: KPP Natuna)

Pantau - Tim SAR gabungan Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), berhasil menyelamatkan lima awak kapal KM Selat Meranti yang tenggelam di Perairan Anambas pada Selasa pagi.

Kronologi Kapal Tenggelam

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) atau Basarnas Natuna, Abdul Rahman, menyampaikan bahwa informasi mengenai kapal tenggelam diterima sekitar pukul 06.57 WIB dari pemilik kapal bernama Devi.

Kapal KM Selat Meranti yang berukuran 34 GT dan berwarna hijau diketahui berlayar dari Tarempa menuju Kalimantan sebelum mengalami kecelakaan di laut.

Setelah laporan diterima, Basarnas Natuna langsung berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait untuk melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan (SAR).

Tim SAR gabungan tersebut terdiri atas Pos SAR Anambas, Lanal Tarempa, Satpolairud Polres Kepulauan Anambas, Polsek Siantan, HNSI, RSUD, BPBD, serta SROP Anambas.

"Tim bergerak menuju lokasi kejadian yang berjarak sekitar 23 mil laut dari Pos SAR Anambas," ungkap Abdul Rahman.

Setibanya di lokasi, tim tidak menemukan korban di sekitar kapal, sehingga dilakukan penyisiran di area sekitar perairan.

Beberapa waktu kemudian, lima awak kapal ditemukan setelah sebelumnya diselamatkan oleh unsur Posal Nyamuk dan nelayan setempat.

Para korban kemudian dievakuasi menggunakan RIB 02 Natuna milik Pos SAR Anambas menuju RSUD Tarempa untuk menjalani pemeriksaan medis.

Kelima awak kapal yang selamat adalah Sobirin (31) sebagai nakhoda, Saparudin (46), Rizki Kurniawan Putra (26), Irwanto (39), dan Mhd. Nafissudin (29).

"Tim SAR gabungan tiba di Pelabuhan Tarempa sekitar pukul 11.00 WIB dengan seluruh korban dalam kondisi selamat," ujar Abdul Rahman.

Kerugian dan Imbauan Cuaca

Kapal tersebut diperkirakan mengalami kerugian berupa satu unit kapal, sekitar 200 fiber ikan, dan 1,5 ton minyak solar.

Abdul Rahman mengimbau seluruh pengguna transportasi laut untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca ekstrem, terutama pada periode Oktober hingga akhir tahun.

Ia juga menyampaikan apresiasi atas kerja sama dan koordinasi seluruh unsur yang terlibat dalam operasi penyelamatan tersebut.

"Bulan Oktober hingga akhir tahun merupakan waktu yang perlu diwaspadai, karena memasuki musim utara, dimana potensi hujan dan angin kencang sering terjadi," kata Abdul Rahman.

Operasi penyelamatan ini menunjukkan sinergi yang baik antarinstansi di wilayah Kepulauan Anambas dan Natuna dalam menghadapi situasi darurat di laut.

Penulis :
Shila Glorya