
Pantau - Bupati Mimika, Papua Tengah, Johannes Rettob menyatakan bahwa pengoperasian kembali tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (PTFI) di wilayah Tembagapura masih menunggu keputusan dari Inspektur Tambang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Semua tergantung dari hasil investigasi Inspektur Tambang. Ini yang masih kita tunggu,” ujar John Rettob di Timika pada Selasa.
Proses Pemulihan Tambang dan Estimasi Waktu
Berdasarkan laporan manajemen PTFI kepada Pemerintah Kabupaten Mimika, proses pemulihan kawasan terdampak longsor material basah di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) diperkirakan memerlukan waktu berbulan-bulan.
Volume material basah yang masuk ke area tambang bawah tanah GBC mencapai sekitar 800 ribu ton dengan panjang hampir 1 kilometer.
“Menurut laporan manajemen PTFI proses perbaikan area terdampak ini membutuhkan waktu sekitar enam sampai delapan bulan untuk bisa berproduksi kembali,” tutur John Rettob.
Diperkirakan, tambang GBC yang menyumbang sekitar 60 persen dari total produksi bijih tembaga dan emas PTFI baru dapat beroperasi kembali pada pertengahan tahun 2026.
Saat ini, PTFI masih mengandalkan produksi bijih tembaga dan emas dari tiga lokasi tambang bawah tanah di wilayah Tembagapura, yaitu Grasberg Block Cave, Deep Mill Level Zone (DMLZ), dan Big Gossan.
Ketiga area tersebut membentuk jaringan terowongan besar yang menjadi bagian dari operasi tambang bawah tanah terbesar di dunia, menghasilkan mineral berharga seperti tembaga, emas, dan perak.
Korban Longsor dan Respons Pemerintah
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Mimika menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya tujuh pekerja kontraktor PTFI dalam insiden longsor material basah di area tambang bawah tanah GBC sejak 8 September 2025.
“Atas nama pemerintah dan seluruh masyarakat Kabupaten Mimika, kami menyampaikan duka cita yang mendalam kepada para korban dan keluarga atas peristiwa duka ini,” ucap John Rettob.
Pemerintah Kabupaten Mimika memberikan apresiasi terhadap kerja keras dan upaya luar biasa perusahaan, di mana tim tanggap darurat PTFI bekerja siang malam tanpa henti hingga seluruh korban berhasil ditemukan.
“Apa yang dilakukan oleh PTFI luar biasa, perusahaan betul-betul memperhatikan karyawan dan keluarganya,” kata John Rettob yang juga mantan Wakil Bupati Mimika periode 2019–2024.
Tujuh korban dalam insiden tersebut adalah Wigih Hartono, Irawan, Zaverius Magai, Holong Gembira Silaban, Dadang Hermanto, Balisang Telile (warga Afrika Selatan), dan Victor Bastida Ballesteros (warga Chili).
Jenazah Wigih Hartono dan Irawan yang bertugas sebagai Elektrikal PT Cita Contract ditemukan pada Sabtu, 20 September 2025.
Sementara jenazah lima pekerja lainnya yang merupakan karyawan PT Redpath Indonesia ditemukan pada Sabtu, 4 Oktober 2025, dan Minggu, 5 Oktober 2025.
Pemerintah Kabupaten Mimika sebelumnya juga telah menyampaikan duka cita dan penghargaan atas kerja tim penyelamat yang berhasil menemukan seluruh korban.
- Penulis :
- Leon Weldrick
- Editor :
- Tria Dianti