billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BNPT: Paham Radikal Kini Masuk Lewat Game Online, Orang Tua Diminta Waspada

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

BNPT: Paham Radikal Kini Masuk Lewat Game Online, Orang Tua Diminta Waspada
Foto: (Sumber: Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayor Jenderal TNI Sudaryanto (kelima dari kiri) bersama anggota Komisi XIII DPR RI Shadiq Pasadigoe (ketujuh dari kanan) dalam Dialog Kebangsaan Bersama Ormas dan Tokoh Perempuan Dalam Rangka Meningkatkan Toleransi dan Moderasi Beragama di Asrama Haji Padang, Sumatera Barat, Rabu (8/10/2025). (ANTARA/HO-Pusat Media Damai BNPT RI).)

Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengingatkan adanya upaya sistematis dari kelompok berpaham radikal yang menyusupkan ideologi ekstrem melalui game online, dengan sasaran utama anak-anak muda.

" Sekarang sudah ada upaya sistematis dari kelompok berpaham radikal untuk merekrut anak-anak muda lewat game online," ungkap Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Mayor Jenderal TNI Sudaryanto dalam pernyataan resminya di Jakarta, Kamis (9/10/2025).

Peringatan ini disampaikan dalam kegiatan Dialog Kebangsaan Bersama Ormas dan Tokoh Perempuan Dalam Rangka Meningkatkan Toleransi dan Moderasi Beragama di Asrama Haji Padang, Sumatera Barat, Rabu (8/10/2025).

Game Online Jadi Jalur Baru Penyebaran Radikalisme

Sudaryanto mengungkap bahwa game online seperti Roblox telah dimanfaatkan sebagai pintu masuk penyebaran paham radikal.

"Dari bermain, anak-anak bisa berkomunikasi dengan orang lain. Setelah tertarik, mereka digiring ke grup WhatsApp atau Telegram tertentu, di mana mulai diberikan pemahaman intoleran dan radikal," jelasnya.

Ia menegaskan bahwa proses penyusupan paham radikal berlangsung secara halus dan perlahan, sering kali tanpa disadari oleh anak maupun orang tua.

Oleh karena itu, BNPT mengimbau para orang tua, terutama ibu, untuk lebih aktif memantau aktivitas digital anak-anak, termasuk penggunaan smartphone dan game online.

Meski tidak ada aksi terorisme besar yang terjadi saat ini di Indonesia, Sudaryanto menekankan bahwa ancaman radikalisme tetap nyata dan perlu diwaspadai bersama.

"Ini tanggung jawab kita bersama. BNPT tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh kolaborasi lintas pihak, dan semua itu dimulai dari rumah, dari peran ibu," ujarnya.

Perempuan Didorong Jadi Garda Terdepan Cegah Radikalisme

Sudaryanto menyatakan bahwa perempuan memiliki peran vital sebagai benteng utama dalam menjaga toleransi dan mencegah masuknya paham radikal ke lingkungan keluarga.

"Perempuan adalah pilar utama keluarga karena dari merekalah nilai-nilai dasar kehidupan, termasuk toleransi dan moderasi beragama, ditanamkan pertama kali," tuturnya.

Ia mengapresiasi partisipasi aktif tokoh perempuan dalam dialog dan menyatakan keyakinannya bahwa mereka bisa menjadi agen penyebar pesan kebangsaan.

"Saya yakin para ibu di sini adalah tokoh yang bisa menjadi media untuk menyalurkan pesan-pesan toleransi dan moderasi beragama. Mari kita bersama menjaga Sumatera Barat agar tetap damai, toleran, dan sejahtera," tambahnya.

Dialog ini juga dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan.

Dukungan DPR: Pendekatan Edukatif Lebih Efektif

Anggota Komisi XIII DPR RI, Shadiq Pasadigoe, yang turut hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan apresiasi terhadap upaya BNPT dan menegaskan pentingnya melibatkan keluarga dalam upaya deradikalisasi.

"Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas kegiatan ini karena dialog seperti ini penting untuk memperkuat pemahaman moderat agar masyarakat terhindar dari paham yang mengancam keutuhan NKRI," katanya.

Shadiq menyoroti bahwa meskipun Indonesia mencatat zero attack terrorism pada 2023, ancaman kini bertransformasi menjadi penyusupan melalui ruang digital, termasuk media sosial dan game online.

Ia mendukung pendekatan BNPT yang bersifat humanis, edukatif, dan inklusif.

"Pendekatan yang mengedukasi masyarakat dan memberdayakan keluarga jauh lebih membekas. Semua pihak perlu berpartisipasi aktif, dan saya berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti di Padang saja, tetapi menjadi gerakan berkelanjutan di seluruh Indonesia," ucapnya.

Ratusan Tokoh Perempuan Hadir dalam Dialog Kebangsaan

Dialog Kebangsaan ini merupakan hasil kolaborasi antara BNPT dan Komisi XIII DPR RI, dan dihadiri oleh sekitar 200 peserta dari berbagai organisasi perempuan di Kota Padang.

Dalam sesi dialog interaktif, hadir empat narasumber:

  • Direktur Pencegahan BNPT, Prof. Irfan Idris
  • Ketua PW Aisyiyah Sumbar, Syur’aini M.Pd.
  • Dosen UIN Imam Bonjol, Ka’bati
  • Mantan narapidana terorisme (napiter), Devi Rusli

Melalui forum ini, BNPT berharap masyarakat—khususnya perempuan—semakin sadar dan waspada terhadap penyusupan ideologi ekstrem di lingkungan keluarga, sekaligus menjadi garda terdepan dalam menanamkan nilai-nilai toleransi dan kebangsaan.

Penulis :
Ahmad Yusuf