Pantau - Pemerintah Kota Jakarta Timur menggencarkan program penghijauan sekaligus mendorong peningkatan ekonomi warga melalui kegiatan bercocok tanam sebagai bagian dari strategi memperkuat ketahanan pangan daerah.
Wakil Wali Kota Jakarta Timur, Kusmanto, menyatakan bahwa pihaknya terus menggaungkan pembentukan kawasan ketahanan pangan yang terintegrasi dengan program penghijauan lingkungan.
Program ini secara rutin dilakukan melalui agenda “Jumat Menanam”.
Salah satu kegiatan terbaru digelar pada Jumat, 10 Oktober 2025, berupa penanaman pohon di bawah kolong Tol Becakayu, Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara.
Sebanyak 20 pohon tabebuya dan bibit sayur kangkung ditanam dalam kegiatan tersebut.
"Ada 20 pohon tabebuya dan bibit sayur kangkung yang kita tanam untuk penghijauan. Selain itu, penanaman digunakan untuk mengontrol polusi udara, khususnya di Jakarta Timur," ujar Kusmanto.
Edukasi Warga dan Pemanfaatan Lahan Kosong
Kegiatan ini melibatkan unsur TNI/Polri dan partisipasi warga setempat.
Tujuannya adalah memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan lahan kosong dan pentingnya menjaga lingkungan di kawasan padat perkotaan.
Kusmanto berharap, pemanfaatan lahan-lahan kosong bisa menjadikan wilayah Jakarta Timur semakin teduh, asri, dan sehat.
"Kita memberikan edukasi juga kepada masyarakat pentingnya menanam untuk mengurangi polusi udara yang ada di Jakarta," tambahnya.
Budidaya Melon oleh Warga: Panen dan Peningkatan Ekonomi
Selain penghijauan, Pemkot Jakarta Timur juga mendukung budidaya pertanian perkotaan melalui kerja sama dengan Kelompok Tani Swara Hijau Farm di RW 013, Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit.
Mereka telah melaksanakan panen buah melon varietas kirani dan fujisawa yang dibudidayakan secara hidroponik.
Ketua Kelompok Tani Swara Hijau Farm, Endang Mintarja, menyebut bahwa panen mencapai sekitar 160 pohon, hasil dari kerja 35 anggota kelompok tani yang dibentuk sejak 2021.
Budidaya ini tidak hanya mendorong ketahanan pangan, tetapi juga memberikan tambahan penghasilan bagi warga.
"Kalau untuk siklus satu periode tanam itu sekitar 2,5 bulan mulai dari semai sampai ke panen. Tujuannya adalah terciptanya ketahanan pangan juga menambah penghasilan untuk warga di sini," jelas Endang.
Kusmanto menambahkan bahwa kolaborasi ini menjadi kebanggaan tersendiri karena melibatkan langsung masyarakat dalam proses produksi pangan.
Program ini menjadi salah satu contoh pemberdayaan warga melalui pemanfaatan lahan urban untuk kegiatan pertanian yang produktif.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
