
Pantau - Tepat pada Senin, 20 Oktober 2025, genap satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dalam periode ini, pemerintahan Prabowo-Gibran menerapkan pola politik akomodatif sebagai strategi utama dalam menciptakan stabilitas nasional.
Dari Kompetisi ke Kolaborasi: Mantan Rival Jadi Rekan Pemerintahan
Politik akomodatif yang dijalankan Prabowo bertujuan merangkul berbagai kekuatan politik dan meredam ketegangan pasca-Pemilu 2024.
Alih-alih memperpanjang konflik dan polarisasi, Prabowo memilih pendekatan konsolidatif terhadap pihak-pihak yang sebelumnya menjadi lawan politik.
Dalam berbagai kesempatan, Prabowo menekankan pentingnya sikap dewasa dalam berpolitik.
"Yang kalah harus legowo, dan yang menang harus merangkul," ujarnya.
Prinsip ini tidak sekadar menjadi retorika, tetapi diwujudkan secara nyata melalui arah kebijakan politik dan komposisi Kabinet Merah Putih.
Salah satu bentuk nyata politik akomodatif ini adalah masuknya Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin), sebagai Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat.
Politisi PKB lainnya, Abdul Kadir Karding, juga dipercaya menjabat sebagai Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
Tak hanya itu, Prabowo menunjuk Yassierli dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai Menteri Ketenagakerjaan.
Baik PKB maupun PKS sebelumnya tidak tergabung dalam koalisi pendukung Prabowo pada masa pemilu, namun kini menjadi bagian dari pemerintahan.
Strategi Konsolidasi Politik Menuju Stabilitas Nasional
Pendekatan akomodatif Prabowo tidak berhenti pada penunjukan menteri, tetapi juga berlanjut dalam agenda reformasi kelembagaan.
Salah satunya adalah rencana pelibatan Mahfud MD, mantan rival dalam Pilpres 2024, dalam Komite Reformasi Polri.
Langkah ini menunjukkan bahwa mantan lawan politik kini dirangkul dan dilibatkan aktif dalam pemerintahan.
Pola politik yang dibangun Prabowo mencerminkan strategi konsolidasi politik yang dirancang secara matang, bukan sekadar manuver tanpa arah.
Tujuan utamanya adalah menciptakan stabilitas politik nasional, sebagai fondasi utama bagi pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan meredakan ketegangan dan menyatukan kekuatan politik, Prabowo berharap dapat mempercepat proses pembangunan dan memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintah.
- Penulis :
- Aditya Yohan