billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

MUI Serukan Semangat Sumpah Pemuda untuk Jaga Persatuan Bangsa di Tengah Tantangan Zaman

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

MUI Serukan Semangat Sumpah Pemuda untuk Jaga Persatuan Bangsa di Tengah Tantangan Zaman
Foto: (Sumber: Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. ANTARA/HO-Muhammadiyah/pri.)

Pantau - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menegaskan bahwa semangat para pemuda tahun 1928 harus terus dihidupkan dengan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.

Sumpah Pemuda sebagai Tonggak Persatuan Nasional

Anwar Abbas menyampaikan, "Sebagai bangsa yang beragama, berakhlak, dan berbudaya, kita tidak boleh melupakan sejarah dan perjuangan para pendahulu. Tugas kita sekarang adalah melanjutkan perjuangan mereka dengan mengisi kemerdekaan sebaik-baiknya."

Ia mengingatkan bahwa tanggal 28 Oktober merupakan momen penting yang menjadi tonggak lahirnya semangat persatuan dan kesatuan bangsa melalui Sumpah Pemuda.

Anwar menjelaskan bahwa para pemuda yang berkumpul di Jakarta saat itu merasa tertindas oleh kekuasaan kolonial Belanda yang mengekang kebebasan rakyat di tanah air.

Dorongan untuk bebas dan mandiri melahirkan ikrar bersama yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda, yang berisi tiga butir pernyataan:

  • Bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.
  • Berbangsa satu, bangsa Indonesia.
  • Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Menurutnya, ikrar tersebut mengguncang seluruh nusantara karena memberikan arah perjuangan yang jelas menuju kemerdekaan.

"Lewat sumpah itu, anak-anak negeri ini menyadari bahwa tanah yang mereka pijak bukan milik Belanda, melainkan milik mereka sendiri. Mereka juga menyadari bahwa mereka bersaudara sebagai sesama bangsa Indonesia," ungkapnya.

Menjaga Pancasila dan UUD 1945 sebagai Fondasi Kebangsaan

Anwar menekankan bahwa bahasa Indonesia yang dipilih sebagai bahasa persatuan menjadi perekat utama bagi kebersamaan antarwarga bangsa dari berbagai latar belakang suku dan daerah.

"Tiga butir sumpah tersebut menjadi fondasi kokoh bagi lahirnya persatuan dan kesatuan nasional," ujarnya.

Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk berbuat dan mengabdi sesuai kemampuan masing-masing tanpa merusak persatuan yang telah dibangun dengan perjuangan dan pengorbanan.

Anwar mengingatkan bahwa apabila persatuan dan kesatuan terkoyak, maka akan sangat sulit untuk memulihkannya.

Ia juga berpesan agar masyarakat terus menjunjung tinggi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Dengan menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945, seluruh anak bangsa dapat hidup dengan aman, tenteram, damai, sejahtera, dan bahagia," tutupnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf