Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Revitalisasi Stasiun Bandung dan Keselamatan Perlintasan Sebidang Jadi Fokus Sinergi KAI dan Pemprov Jawa Barat

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Revitalisasi Stasiun Bandung dan Keselamatan Perlintasan Sebidang Jadi Fokus Sinergi KAI dan Pemprov Jawa Barat
Foto: Pertemuan antara Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Bobby Rasyidin dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Gedung Sate, Bandung Kamis 6/11

Pantau - PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sepakat memperkuat sinergi dalam peningkatan keselamatan perlintasan sebidang dan revitalisasi kawasan Stasiun Bandung, yang ditandai melalui pertemuan antara Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Gedung Sate, Bandung, pada Kamis, 6 November 2025.

Fokus Keselamatan Perlintasan dan Dukungan Infrastruktur

Pertemuan ini menegaskan komitmen kedua pihak dalam mengurangi potensi kecelakaan dan kemacetan di perlintasan sebidang melalui langkah-langkah nyata seperti pembangunan flyover dan underpass di titik-titik rawan.

"Kami akan mendukung penuh langkah KAI dalam mengatasi permasalahan di perlintasan sebidang melalui pembangunan flyover dan underpass di titik-titik rawan. Keselamatan masyarakat adalah hal yang tidak bisa ditawar, dan kami siap bersinergi untuk mempercepat penyelesaiannya," ungkap Dedi Mulyadi.

KAI juga aktif melakukan kampanye keselamatan secara langsung kepada masyarakat.

Sepanjang Januari hingga Oktober 2025, KAI telah melaksanakan 1.699 kegiatan sosialisasi keamanan di perlintasan sebidang, 195 edukasi di sekolah-sekolah, serta menutup dan menyempitkan 290 perlintasan di berbagai wilayah operasional.

Dari total 3.777 perlintasan kereta api di Indonesia, sebanyak 2.763 merupakan perlintasan resmi, sementara 1.014 lainnya masih berstatus liar dan menjadi prioritas penanganan bersama pemerintah daerah.

Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menegaskan bahwa keselamatan menjadi bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan.

"Kami berkolaborasi dengan Pemprov Jawa Barat untuk menghadirkan transportasi berbasis rel yang aman, nyaman, dan berkelanjutan. Setiap pembangunan underpass atau penutupan perlintasan adalah langkah konkret untuk melindungi keselamatan masyarakat," ia mengungkapkan.

Revitalisasi Stasiun Bandung untuk Tingkatkan Konektivitas dan Kenyamanan

Selain keselamatan, pertemuan tersebut juga membahas rencana revitalisasi kawasan Stasiun Bandung yang memiliki luas sekitar 77.000 meter persegi dan berfungsi sebagai pintu gerbang transportasi serta ekonomi di Jawa Barat.

Stasiun Bandung melayani lebih dari 36.000 penumpang per hari, terdiri dari 10.815 penumpang KA jarak jauh, 18.135 penumpang KA Commuter Bandung Raya, dan 7.332 penumpang KA Feeder KCJB.

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa revitalisasi kawasan dilakukan secara bertahap.

Tahapan tersebut meliputi pengembangan fasilitas Griya Karya, penataan area parkir dan transportasi daring, perbaikan sistem drainase, revitalisasi Stasiun Selatan, serta pembangunan akses penghubung antara sisi utara dan selatan stasiun.

"Revitalisasi ini akan memperkuat fungsi Stasiun Bandung sebagai pusat aktivitas publik yang nyaman untuk melayani transportasi, menjadi ruang interaksi, ikon kota, dan bagian dari pengalaman urban masyarakat Jawa Barat," ujar Anne Purba.

Stasiun Bandung sendiri memiliki nilai sejarah penting sejak didirikan tahun 1882 oleh Staatsspoorwegen (SS) sebagai bagian dari jalur kereta pertama di Priangan yang menghubungkan Buitenzorg (Bogor) dan Bandung.

Setelah resmi dibuka pada 17 Mei 1884, lonjakan penumpang dan barang mendorong renovasi besar pada 1928 oleh arsitek F.J.A. Cousin dengan gaya art deco, disusul renovasi tahun 1939 oleh E.H. de Roo.

Renovasi terakhir dilakukan tahun 1989–1990 dengan desain bergaya rumah adat Joglo pada bagian utara stasiun, memadukan unsur tradisi dan modernitas.

Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas transportasi publik, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi, pariwisata, dan kreativitas masyarakat di wilayah Jawa Barat.

Penulis :
Leon Weldrick