
Pantau - Hasil survei Kedai Kopi menunjukkan bahwa 80,7 persen masyarakat Indonesia mendukung pengangkatan mantan Presiden Soeharto sebagai pahlawan nasional, berdasarkan persepsi publik terhadap wacana pengangkatan Soeharto dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Alasan Dukungan Didominasi Keberhasilan Pembangunan dan Swasembada Pangan
Analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensat) menyampaikan bahwa dukungan tinggi terhadap Soeharto terutama dipengaruhi oleh penilaian positif terhadap kinerja pemerintahannya.
Sebanyak 78 persen responden mendukung karena Soeharto dianggap berhasil membawa Indonesia swasembada pangan.
Selain itu, 77,9 persen menilai Soeharto berhasil membangun bangsa, 63,2 persen menyebut ia menghadirkan sekolah dan sembako murah, serta 59,1 persen menyebut keberhasilannya dalam menciptakan stabilitas politik.
Survei ini dilakukan pada 5–7 November 2025 dengan metode Computerized Assisted Self Interview (CASI), melibatkan 1.231 responden berusia 17–60 tahun dari seluruh wilayah Indonesia.
Kritik Publik Tetap Mengemuka, Pemerintah Diminta Tidak Abaikan Keberatan
Meski dukungan cukup dominan, survei juga mencatat 15,7 persen responden tidak setuju Soeharto dijadikan pahlawan nasional dan 3,6 persen menyatakan tidak tahu.
Sebanyak 88 persen dari kelompok yang tidak mendukung mengaitkan penolakan dengan maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme pada masa pemerintahannya.
Sementara itu, 82,7 persen menilai Soeharto membungkam kebebasan berpendapat dan pers, 79,6 persen menyebut pelanggaran HAM, dan 61,3 persen mengaitkannya dengan intimidasi dalam peristiwa-peristiwa kontroversial.
Hensat menilai bahwa hasil survei ini perlu menjadi bahan pertimbangan serius pemerintah dalam memutuskan pengangkatan gelar pahlawan nasional.
Ia mengingatkan agar keputusan tidak hanya mempertimbangkan besarnya dukungan, tetapi juga memperhatikan keberatan publik terhadap rekam jejak Soeharto.
- Penulis :
- Aditya Yohan







