
Pantau - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menggelar pertemuan bilateral dengan Utusan Khusus China untuk Perubahan Iklim Liu Zhenmin dalam rangka Konferensi Perubahan Iklim ke-30 Perserikatan Bangsa-bangsa (COP30) di Belém, Brasil, pada Selasa, 18 November 2025 waktu setempat.
Fokus Turunkan Emisi GRK dan Pengembangan Pasar Karbon
Pertemuan tersebut berfokus pada upaya bersama menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) serta kerja sama negara-negara berkembang dalam merumuskan langkah operasional yang efektif.
"China menunjukkan dominasinya di dalam kancah ini dan mengajak kita semua bekerja sama, terutama negara G77. Ini memang penting untuk negara berkembang kita bersatu di dalam rangka merumuskan langkah-langkah operasional yang efektif dalam pencapaian emisi gas rumah kaca," ungkap Hanif.
Dalam pertemuan itu, Hanif menyampaikan bahwa Indonesia tengah mengembangkan pasar karbon sebagai mekanisme ekonomi untuk mengurangi emisi dan sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kami secara aktif menerapkan kerangka kerja tata kelola karbon yang kuat dan mengembangkan pasar karbon domestik untuk mendorong pengurangan emisi melalui mekanisme ekonomi," ia mengungkapkan.
Tiga Pilar Strategi Iklim Indonesia dan Optimisme Kerja Sama
Lebih lanjut, Hanif menjelaskan bahwa Indonesia memajukan implementasi program iklim berbasis masyarakat dengan tiga pilar utama.
Pilar tersebut mencakup pengurangan emisi karbon melalui perhutanan sosial dan solusi berbasis alam, konservasi keanekaragaman hayati, serta peningkatan mata pencaharian masyarakat sebagai bagian dari transisi hijau yang inklusif.
Hanif menyampaikan optimisme terhadap kerja sama Indonesia-China dalam agenda perubahan iklim.
"kami sangat yakin bahwa dengan pengalaman dan keahlian Tiongkok yang ternama di bidang teknologi hijau, energi terbarukan, dan pengelolaan lingkungan yang baik, kemitraan kita dapat menghasilkan solusi yang inovatif dan efektif," jelasnya.
Selama pelaksanaan COP30, Menteri Hanif juga terus melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah negara lain guna memperkuat kolaborasi global dalam menangani krisis iklim.
- Penulis :
- Arian Mesa







