
Pantau - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalokasikan anggaran sebesar Rp232 miliar untuk percepatan normalisasi Sungai Ciliwung guna mengurangi risiko banjir dan kemacetan di wilayah ibu kota.
Alokasi Anggaran dan Tahapan Pembebasan Lahan
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menjelaskan bahwa anggaran tersebut dialokasikan untuk dua kelurahan yakni Cililitan sebesar Rp111 miliar untuk 37 bidang dan Pengadegan sebesar Rp121 miliar untuk 54 bidang.
Normalisasi saat ini berada dalam tahap pembebasan lahan yang ditargetkan rampung pada awal 2026.
Pemprov DKI bertanggung jawab terhadap pembebasan lahan sementara pembangunan tanggul akan dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Penataan Ciliwung juga dikaitkan dengan pembangunan kawasan Transit Oriented Development Dukuh Atas yang direncanakan mulai dibangun pada awal Januari.
Pemerintah berharap kawasan TOD tersebut dapat dimanfaatkan warga untuk aktivitas dan rekreasi di area sekitar Sungai Ciliwung.
Progres Normalisasi dan Target Pengendalian Banjir
Selain Ciliwung, Pemprov DKI berencana menormalisasi Kali Krukut sepanjang 1,3 kilometer.
Sungai Ciliwung memiliki panjang sekitar 120 kilometer dari hulu di Bogor hingga hilir di Jakarta dan banjir sering terjadi akibat penyempitan sungai oleh bangunan di bantaran.
Sejak 2014, program normalisasi Ciliwung telah mencakup 33 kilometer dengan 16 kilometer selesai dikerjakan dan 17 kilometer masih dalam proses.
Normalisasi Ciliwung melintasi sejumlah kelurahan termasuk Manggarai, Bukit Duri, Kebon Manggis, Kampung Melayu, Kampung Pulo, Kebon Baru, Bidara Cina, Cikoko, Cawang, Pengadegan, Rawajati, Cililitan, Gedong, Tanjung Barat, Balekambang, Pejaten Timur, Jagakarsa, hingga Pasar Minggu.
Tujuan akhir program ini adalah mengembalikan lebar sungai menjadi 35 hingga 50 meter sesuai rencana induk pengendalian banjir Jakarta.
- Penulis :
- Aditya Yohan







