HOME  ⁄  Nasional

Pemerintah Pastikan Tak Ada Impor LNG pada 2025, Ekspor Digeser untuk Penuhi Kebutuhan Domestik

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Pemerintah Pastikan Tak Ada Impor LNG pada 2025, Ekspor Digeser untuk Penuhi Kebutuhan Domestik
Foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberi keterangan ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin 24/11/2025 (sumber: ANTARA/Putu Indah Savitri)

Pantau - Pemerintah memastikan Indonesia tidak akan melakukan impor liquefied natural gas (LNG) pada tahun 2025 berkat pengaturan stok dalam negeri yang dilakukan secara ketat.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa meskipun semula terdapat defisit 50 kargo LNG, pihaknya berhasil menyeimbangkan pasokan dan permintaan dalam negeri tanpa perlu mengimpor.

"Sekalipun awalnya defisitnya itu 50 kargo, kita bagaimana pun caranya mengatur sampai alhamdulillah tidak melakukan impor," ungkapnya.

Penyebab Defisit dan Strategi Pemerintah

Defisit LNG terjadi karena permintaan dalam negeri yang meningkat tajam melebihi proyeksi awal pemerintah.

Namun di sisi lain, pengelola wilayah kerja (WK) gas bumi telah lebih dulu mengikat kontrak ekspor LNG karena pada tahap plan of development (POD), mereka diwajibkan menunjukkan kepastian pasar.

Saat fase POD berlangsung, pasar domestik belum cukup kuat untuk menyerap produksi LNG dari pengelola WK.

"Ini kita tidak bisa mundur (dari kontrak ekspor), kita harus menghadapinya, karena kalau tidak, kita bisa di-blacklist global," kata Bahlil menegaskan tantangan dalam pengelolaan kontrak.

Ekspor Digeser, Kedaulatan Energi Jadi Prioritas

Sebagai solusi, pemerintah memutuskan untuk menunda pengiriman sejumlah kargo ekspor LNG ke tahun 2026 agar kebutuhan domestik dapat terpenuhi terlebih dahulu.

Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong terciptanya kedaulatan energi nasional dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor energi.

Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menjelaskan bahwa salah satu upaya yang dilakukan adalah mengalihkan sebagian ekspor dari Sumatera ke pasar dalam negeri.

"Nanti yang Natuna kami maksimalkan (ekspor) ke Singapura. Kemudian, ada yang kami ambil kargo dari ekspor untuk ke dalam negeri. Itu kami divert (alihkan) untuk (ekspor) ke tahun berikutnya," jelas Djoko.

Terkait kebutuhan LNG untuk tahun 2026, Djoko menyebutkan bahwa hal tersebut masih dalam tahap pembahasan.

"2026 lagi dibahas. Insya Allah kami atur dengan cara yang sama," ia menambahkan.

Penulis :
Arian Mesa
Editor :
Tria Dianti