Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kemitraan Strategis Kemenperin dan UNIDO Diperkuat untuk Percepat Transformasi Industri Hijau Nasional

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Kemitraan Strategis Kemenperin dan UNIDO Diperkuat untuk Percepat Transformasi Industri Hijau Nasional
Foto: Delegasi Kemenperin dan UNIDO berfoto bersama usai finalisasi kerangka Indonesia–UNIDO Programme for Country Partnership 2026–2030 dalam pertemuan di Riyadh, Senin 24/11/2025 (sumber: Kemenperin)

Pantau - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) resmi memfinalisasi Indonesia–UNIDO Programme for Country Partnership (IUPCP) 2026–2030 sebagai langkah konkret mempercepat transformasi industri hijau di Indonesia.

Program ini menjadi kerangka kerja utama dalam mendorong implementasi industri rendah emisi sebagai bagian dari komitmen Indonesia menuju Net Zero Emissions (NZE) 2060.

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza, menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan pondasi penting dalam mendorong transformasi industri nasional secara menyeluruh.

"Finalisasi Program 2026–2030 akan memperkuat dukungan teknis UNIDO di Indonesia," ungkapnya.

Program ini merupakan kelanjutan dari Indonesia–UNIDO Country Programme (IUCP) 2021–2025 yang telah terbukti menghasilkan sejumlah capaian penting.

Selama periode 2021–2025, kolaborasi strategis ini menghasilkan peningkatan daya saing industri, adopsi teknologi hijau, efisiensi proses produksi, serta penguatan standar industri berkelanjutan.

Finalisasi program IUPCP 2026–2030 dilakukan dalam pertemuan antara Wamenperin dan pimpinan tinggi UNIDO di Riyadh, Arab Saudi, pada Senin, 24 November 2025.

Fokus Kerja Sama IUPCP 2026–2030

Wamenperin menjelaskan bahwa fokus dukungan teknis UNIDO dalam program baru ini mencakup integrasi standardisasi dan sertifikasi, penguatan ekosistem industri hijau, hilirisasi industri, dan pengembangan rantai suplai global.

Selain itu, kerja sama juga mencakup transformasi digital, pengembangan kapasitas SDM industri, serta pengembangan wilayah industri secara berkelanjutan.

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan UNIDO juga menjajaki sinergi melalui BRICS Center for Industrial Competencies (BCIC).

Kolaborasi melalui BCIC difokuskan pada penguatan SDM industri, peningkatan daya saing industri kecil dan menengah (IKM), pengembangan ekonomi sirkular, serta akselerasi digitalisasi sektor manufaktur melalui industri 4.0.

Wamenperin menekankan bahwa kerja sama ini sangat penting di tengah tuntutan global terhadap keberlanjutan dan emisi rendah dalam kegiatan industri.

"Industri adalah tulang punggung ekonomi nasional. Karena itu, transformasi hijau bukan pilihan tetapi keharusan untuk menjaga keberlanjutan dan daya saing jangka panjang," tegasnya.

Regulasi untuk Mendukung Transformasi Kawasan Industri

Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Kemenperin saat ini juga tengah menyusun dan memfinalisasi regulasi untuk mendukung pengembangan kawasan industri hijau.

Regulasi ini bertujuan menjamin kesinambungan implementasi standar dan sertifikasi lingkungan di masa mendatang.

"Melalui kolaborasi dengan UNIDO, Indonesia ingin memastikan bahwa transisi industri hijau memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masyarakat serta dunia usaha," ia mengungkapkan.

Penulis :
Arian Mesa