Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Dua Korban Tewas, Puluhan Masih Dicari Akibat Banjir Bandang di Malalak Agam

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Dua Korban Tewas, Puluhan Masih Dicari Akibat Banjir Bandang di Malalak Agam
Foto: Petugas SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban longsor di Toboh Tangah, Nagari Malalak Timur, Agam, Sumatera Barat, Kamis 27/11/2025 (sumber: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Pantau - Dua korban banjir bandang di Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Kamis, 27 November 2025.

Koordinator Lapangan Basarnas Padang, Atta Priyono, mengungkapkan bahwa penemuan jenazah dilakukan oleh tim gabungan dari Basarnas, BPBD Agam, Brimob, TNI, dan unsur lainnya.

"Ada dua korban ditemukan tim gabungan dari Basarnas, BPBD Agam, Brimob, TNI dan lainnya," ungkapnya di Lubuk Basung, Kamis.

Hingga kini, pencarian masih terus dilakukan terhadap korban lainnya yang diduga terseret arus banjir.

Jumlah korban diperkirakan cukup banyak dan kemungkinan bisa melebihi puluhan orang, namun pendataan masih berlangsung.

Basarnas Padang tengah berkoordinasi dengan pemerintah nagari setempat untuk mendata jumlah korban dan warga terdampak.

"Pemerintah nagari (desa) mendatangi warga satu per satu karena akses komunikasi terputus," ia mengungkapkan.

Kronologi Bencana dan Proses Evakuasi

Banjir bandang terjadi secara tiba-tiba saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut pada Rabu sore, 26 November 2025.

Di sekitar lokasi kejadian terdapat banyak rumah warga yang ikut terdampak.

Sebanyak 135 kepala keluarga telah mengungsi ke lima titik lokasi yang dianggap lebih aman sejak Rabu malam.

"Mereka mengungsi di lokasi tersebut semenjak Rabu (26/11) malam," ujar Atta Priyono.

Basarnas Padang langsung menurunkan lima personel sejak menerima laporan banjir bandang pada Rabu malam untuk melakukan pendataan korban hilang dan warga terdampak.

Pada Kamis dini hari, pukul 03.00 WIB, sebanyak 10 orang dari tim gabungan diterjunkan ke lokasi untuk memperluas pencarian.

Selain itu, ambulans milik PMI Agam dan empat anggota tambahan juga dikerahkan untuk membantu proses evakuasi.

"Ada 18 orang tim rescue yang kita kerahkan ke lokasi dan membentuk posko utama. Komunikasi ke lokasi banjir cukup sulit," ungkap Atta.

Posko utama berada sekitar dua kilometer dari lokasi banjir bandang.

Kondisi medan yang berat dan jalan yang terputus total membuat kendaraan tidak bisa menjangkau langsung titik banjir, sehingga evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki dan peralatan manual.

Status Terkini dan Upaya Lanjutan

Hingga berita ini diturunkan, tim gabungan masih terus menyisir wilayah terdampak banjir untuk mencari korban lainnya.

Sementara itu, pemerintah nagari terus mendata warga secara manual dari rumah ke rumah, mengingat komunikasi digital dan jaringan seluler belum berfungsi.

Penulis :
Shila Glorya