
Pantau - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar menegaskan pentingnya diplomasi kreatif antara Indonesia dan Prancis melalui medium sinema sebagai bentuk kolaborasi dua negara dalam mendukung talenta kreatif dan membuka lapangan kerja berkualitas.
Pernyataan tersebut disampaikan Irene dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Selasa, usai menghadiri acara French Night di Institut Français Indonesia (IFI) Yogyakarta yang merupakan bagian dari Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) Market 2025.
"Kolaborasi Indonesia–Prancis menunjukkan bahwa sinema bukan hanya soal hiburan, tetapi juga medium diplomasi kreatif, dengan hati terbuka dan niat kolaboratif kita dapat mendorong kreativitas, menghadirkan autentisitas, membina generasi muda pembuat film, dan menciptakan lapangan kerja berkualitas," ungkapnya.
French Night disebut Irene sebagai simbol penting dari perjalanan sinema dan pengembangan talenta kreatif Indonesia yang juga menjadi bagian dari upaya besar menuju visi Indonesia Emas 2045.
Irene menegaskan bahwa Kementerian Ekraf terus mendukung kolaborasi kreatif seperti ini demi memperkuat ekosistem talenta kreatif nasional dan mendorong kemajuan sinema Tanah Air.
Film Lab Jadi Sorotan, Kolaborasi Indonesia–Prancis Semakin Erat
Selama JAFF Market 2025 berlangsung, salah satu program utama yang mencuri perhatian adalah Indonesia–France Film Lab x MTN Lab, hasil kerja sama antara pemerintah Indonesia, Kedutaan Besar Prancis, dan APROFI (Asosiasi Produser Film Indonesia).
Program ini menunjukkan komitmen bersama dalam mendukung generasi muda perfilman Indonesia melalui pelatihan dan pendampingan profesional.
Kegiatan dimulai dengan pembukaan film lab di hari pertama, dilanjutkan dengan Industry Lunch yang diselenggarakan oleh Kementerian Ekraf.
Hari kedua dan ketiga diisi dengan sesi lokakarya (workshop) yang menghadirkan mentorship dari profesional industri film, pelatihan menulis naskah, hingga pendampingan dalam pengembangan proyek film.
Sebanyak sepuluh proyek film terpilih dipresentasikan dalam program ini, di antaranya A Mother’s Niqab, The Boy with His Mother’s Statue, The First Journey of Grief, The Heirlooms, The Last Dance, dan What to Wear for My Own Funeral.
French Night turut menghadirkan suasana perayaan dengan berbagai aktivitas, termasuk sesi networking industri film dan pertunjukan musik asal Papua.
Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabien Penone, menyatakan bahwa program ini menjadi penguat hubungan bilateral kedua negara serta membuka peluang kerja sama produksi film.
"Melalui program Indonesia–France Film Lab, kami ingin memperkuat sinema Indonesia, membuka peluang koproduksi, dan mempertemukan talenta muda dengan mentor Perancis, ini adalah momen spesial untuk merayakan kontribusi luar biasa Garin Nugroho terhadap sinema Indonesia dan hubungan kreatif kedua negara," ia mengungkapkan.
Penghargaan untuk Garin Nugroho, Perayaan untuk Sinema Indonesia
Sutradara Garin Nugroho, yang juga merupakan pendiri JAFF, menerima penghargaan Officier des Arts et Lettres dari Pemerintah Prancis atas kontribusinya di dunia sinema.
"Ini merupakan privilese besar, bukan hanya untuk diri saya sendiri, tetapi juga untuk sinema Indonesia, JAFF, dan Asia, penghargaan ini adalah perayaan bersama semua pihak yang telah mendukung karier saya, termasuk keluarga dan ekosistem film Indonesia yang luar biasa," ujarnya.
Garin menilai bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam meneruskan pengembangan kreativitas dan nilai kemanusiaan dalam ekosistem perfilman Indonesia ke depan.
- Penulis :
- Leon Weldrick







