Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Korban Bencana Hidrometeorologi di Agam Capai 171 Orang, 85 Masih Hilang dan Ribuan Mengungsi

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Korban Bencana Hidrometeorologi di Agam Capai 171 Orang, 85 Masih Hilang dan Ribuan Mengungsi
Foto: (Sumber : Anggota TNI AD sedang menggotong jenazah korban ditemukan di Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. ANTARA/Yusrizal..)

Pantau - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi meningkat menjadi 171 orang, sementara 85 lainnya masih dinyatakan hilang hingga Kamis, 4 Desember 2025, pukul 20.00 WIB.

Korban Tewas Terbanyak di Kecamatan Palembayan

Kepala Pelaksana BPBD Agam, Rahmat Lasmono, menyampaikan data tersebut pada Jumat di Lubuk Basung.

Ia menjelaskan bahwa korban meninggal akibat diseret banjir bandang dan tertimbun tanah longsor setelah wilayah tersebut diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

Sebaran 171 korban meninggal dunia berasal dari sejumlah kecamatan sebagai berikut:

  • Kecamatan Malalak: 12 orang
  • Kecamatan Matur: 1 orang
  • Kecamatan Tanjung Raya: 9 orang
  • Kecamatan Palupuh: 1 orang
  • Kecamatan Palembayan: 118 orang
  • Kecamatan Ampek Nagari: 1 orang
  • Belum teridentifikasi: 31 orang

Selain korban meninggal, terdapat 85 orang yang hingga kini belum ditemukan, dengan rincian:

  • Kecamatan Malalak: 6 orang
  • Kecamatan Palembayan: 75 orang
  • Kecamatan Lubuk Basung: 1 orang
  • Kecamatan Tanjung Raya: 3 orang

Pencarian dan Penanganan Korban Masih Terus Berlangsung

Pencarian korban hilang terus dilanjutkan pada Jumat pagi oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD Agam, Basarnas, TNI, Polri, dan unsur pendukung lainnya.

Selain itu, sebanyak 33 korban luka-luka masih dirawat di rumah sakit:

  • RSUD Lubuk Basung: 30 orang
  • RSUP M Djamil Padang: 2 orang
  • RSUD M Yamin Pariaman: 1 orang

Ribuan Pengungsi dan Dapur Umum Disiagakan

Data BPBD juga mencatat bahwa 11.624 warga mengungsi, tersebar di delapan kecamatan terdampak.

Para pengungsi tinggal sementara di rumah kerabat, tempat ibadah, lokasi pengungsian darurat, dan fasilitas umum lainnya.

Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi para pengungsi, pemerintah telah mendirikan 26 unit dapur umum di berbagai titik.

Upaya penanganan terus dilakukan secara intensif oleh seluruh unsur pemerintah dan relawan, dengan prioritas pada pencarian korban hilang serta pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi.

Penulis :
Aditya Yohan