Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Radio Amatir Jadi Tulang Punggung Komunikasi Basarnas dalam Evakuasi Banjir Sumatera

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Radio Amatir Jadi Tulang Punggung Komunikasi Basarnas dalam Evakuasi Banjir Sumatera
Foto: (Sumber : Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam konferensi pers Rapat Koordinasi Penanganan Akses Telekomunikasi Pada Bencana Banjir dan Tanah Longsor Sumatra di Balai Monitor, Medan, Sumatra Utara, Senin (1/12/2025). ANTARA/Fitra Ashari.)

Pantau - Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Edy Prakoso, menegaskan bahwa radio amatir berperan penting dalam mendukung proses evakuasi banjir di berbagai wilayah Sumatera.

Dukungan Komunitas Radio Amatir

Pernyataan tersebut disampaikan Edy ketika ditemui di Dermaga Inggom, Tanjung Priok, Jakarta, pada hari Selasa.

Edy menjelaskan bahwa komunitas radio amatir seperti Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) dan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) menjadi krusial dalam operasi evakuasi ketika jaringan listrik dan telekomunikasi terputus.

Ia mengatakan "Dalam setiap operasi, kita juga dibantu sama Orari dan RAPI dalam hal ini," ungkapnya.

Edy mengungkapkan bahwa Basarnas mengalami kendala komunikasi saat listrik dan sinyal hilang di sejumlah wilayah.

Ia memberi contoh kondisi ketika "Kantor SAR Nias yang seharusnya mau berangkat ke Sibolga, karena komunikasi juga nggak ada, akhirnya juga sempat tertahan di Medan beberapa hari. Sementara untuk tembus ke Sibolga juga belum bisa," ujarnya.

Berkat bantuan radio amatir, tim SAR akhirnya dapat menjangkau sejumlah wilayah yang sebelumnya belum tersentuh bantuan.

Edy menambahkan bahwa peran radio amatir bukan pertama kali menjadi faktor penentu dalam operasi penyelamatan.

Ia menjelaskan "Pengalaman kita di Gorontalo, komunikasi. Karena saya berada di lokasi, komunikasi kita agak sulit. Kita teramat terbantu sama Orari. Sehingga sampai jam 12 malam, operasi longsor yang ada di Gorontalo saya juga masih bisa mengomunikasikan. Saya bisa mengendalikan via radionya," katanya.

Penguatan Personel dan Operasi di Sumatera

Basarnas memberangkatkan personel tambahan yang meliputi 43 potensi SAR dan 21 petugas penyelamat dari Kantor SAR Jakarta, Bandung, dan Banten untuk mendukung operasi penanganan bencana di Pulau Sumatera.

Kepala Basarnas Mohammad Syafii sebelumnya menyampaikan bahwa lebih dari 6.000 personel SAR telah dikerahkan untuk mendukung operasi tanggap darurat di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak 25 November 2025.

Syafii merinci bahwa 389 personel — terdiri dari 165 personel Basarnas dan 224 potensi SAR — ditugaskan membantu penanganan banjir dan longsor di Provinsi Aceh, termasuk Aceh Utara, Bireuen, dan Pidie.

Sebanyak 121 personel Basarnas serta 5.378 potensi SAR dilibatkan dalam operasi tanggap darurat yang dipimpin Kantor SAR Medan untuk wilayah terdampak di Sumatera Utara, seperti Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Mandailing Natal, dan Humbang Hasundutan.

Di Sumatera Barat, Kantor SAR Padang mengerahkan 128 personel serta kapal dan helikopter untuk menangani dampak longsor dan banjir bandang di Agam, Tanah Datar, Pesisir Selatan, dan daerah lainnya.

Basarnas juga mengerahkan kapal tambahan untuk mengangkut personel serta bantuan menuju wilayah-wilayah terdampak di Sumatera.

Penulis :
Ahmad Yusuf