
Pantau - Ratusan relawan dari berbagai unsur di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, berkumpul sejak Ahad pagi, 30 November 2025, untuk menggalang bantuan bagi para korban bencana di wilayah Sumatra, menunjukkan bahwa kepedulian bisa melampaui jarak dan cuaca.
Dari Posko Siaga Menjadi Pusat Donasi
Unsur relawan yang terlibat terdiri dari pemerintah daerah, Kantor SAR, TNI, Polri, organisasi lokal, hingga warga biasa yang secara sukarela mendukung upaya kemanusiaan.
Tujuan utama mereka hanya satu: meringankan beban korban bencana di Sumatra.
Posko utama didirikan di Pantai Piwang, yang sebelumnya telah disiapkan sebagai titik siaga bencana hidrometeorologi.
Di lokasi tersebut, berbagai tenda berwarna oranye, krem, biru, dan abu-abu berdiri, dilengkapi dengan meja-meja kayu untuk menerima bantuan dari warga.
Meski hujan mengguyur Natuna selama berhari-hari, para relawan tetap berjaga di posko tanpa mengenal lelah.
Seiring meningkatnya antusiasme masyarakat, posko yang awalnya difungsikan sebagai siaga bencana kemudian dialihkan menjadi pusat pengumpulan donasi.
Posko kedua juga dibuka di Sekretariat Prawiro Indonesia di Jalan Pramuka, agar warga dari berbagai kecamatan lebih mudah menyalurkan bantuan.
Semangat Gotong Royong, Bantuan Terus Mengalir
Bantuan awal sempat datang perlahan, namun dalam waktu singkat alirannya menguat dari berbagai kalangan.
Ibu-ibu membawa pakaian layak pakai, para pemuda mengangkut karung besar dengan motor, serta murid dan guru menyerahkan hasil pengumpulan dari sekolah masing-masing.
Warga yang tidak bisa hadir langsung memilih mengirimkan amplop berisi uang tunai atau mentransfer ke rekening posko.
Nominal bantuan beragam, namun semuanya mencerminkan semangat kepedulian yang sama.
Dalam waktu kurang dari sepekan, terkumpul lima ton pakaian layak pakai dan dana tunai sekitar Rp8 juta.
Ada pula bantuan berupa makanan instan, susu formula, obat-obatan, popok bayi, dan pembalut wanita.
"Uang itu kita belikan makanan, obat-obatan, susu formula, popok bayi, hingga pembalut wanita untuk korban," ujar Sirojuddin, Koordinator Relawan Natuna.
Awalnya, posko direncanakan tutup pada 3 Desember, namun karena antusiasme warga yang masih tinggi, masa pengumpulan diperpanjang.
Relawan menyatakan masih banyak warga yang belum sempat datang dan ingin ikut menyumbang.
Meski kerja fisik berlangsung berat, para relawan mengaku merasa hangat karena kabar duka justru mampu menyatukan hati banyak orang.
Setiap donasi yang masuk dianggap sebagai bukti bahwa solidaritas dan empati tidak terhalang oleh jarak.
Kepala Pelaksana BPBD Natuna, Raja Darmika, menyampaikan bahwa posko siaga darurat hidrometeorologi resmi ditutup pada Jumat, 5 Desember 2025.
Namun, tenda utama di Pantai Piwang tetap dipertahankan untuk menampung bantuan warga yang masih terus mengalir hingga waktu yang belum ditentukan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf








