Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Prabowo Minta Maaf, Pemulihan Listrik di Aceh Baru Capai 36 Persen Pascabanjir Bandang

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Prabowo Minta Maaf, Pemulihan Listrik di Aceh Baru Capai 36 Persen Pascabanjir Bandang
Foto: (Sumber: Presiden RI Prabowo Subianto saat berdialog dengan warga terdampak bencana di posko pengungsian di kawasan Jembatan Aceh Tamiang, Aceh, Jumat (12/12/2025). ANTARA/HO-Sekretariat Presiden.)

Pantau - Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Aceh yang terdampak banjir bandang, terutama atas keterlambatan pemulihan listrik yang masih menjadi kendala utama hingga pertengahan Desember 2025.

Pemerintah Akui Kendala Berat di Lapangan, Pemulihan Terus Diupayakan

Dalam kunjungan kerja ketiganya ke Aceh pada Jumat, 12 Desember 2025, Prabowo meninjau langsung posko pengungsian di kawasan Jembatan Aceh Tamiang.

Dalam dialog dengan para penyintas, ia mengakui bahwa pemulihan listrik belum berjalan lancar karena tantangan teknis di lapangan.

"Mungkin listrik yang belum ya, listrik sudah mulai. Kita berusaha, kita tahu di lapangan sangat sulit, keadaannya sulit," ujar Prabowo.

Ia menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan pemenuhan kebutuhan dasar warga.

"Kami akan turun membantu semuanya. Saya minta maaf kalau masih ada yang belum terpenuhi," ungkapnya.

Prabowo menegaskan komitmen pemerintah untuk terus mendampingi masyarakat hingga kondisi benar-benar pulih.

"Keadaannya sulit, jadi kita atasi bersama. Mudah-mudahan kalian cepat pulih, cepat kembali, cepat normal. Insya Allah, bersama-sama kita akan memperbaiki keadaan ini," tambahnya.

Infrastruktur Listrik Rusak Parah, PLN dan ESDM Kerahkan Tim 24 Jam

Banjir bandang yang melanda Aceh sejak akhir November 2025 telah merusak infrastruktur kelistrikan secara luas.

Menurut laporan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per 11 Desember 2025, tingkat pemulihan kelistrikan baru mencapai 36 persen.

Wilayah terdampak paling parah meliputi Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Utara, di mana banyak desa masih gelap dan hanya bergantung pada genset pribadi.

Untuk menjaga stabilitas sistem, pemadaman bergilir juga diterapkan di Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.

PLN menyatakan bahwa kerusakan paling signifikan terjadi pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV jalur Langsa–Pangkalan Brandan.

Lima tower dilaporkan roboh, sementara tujuh lainnya mengalami kerusakan berat akibat banjir dan pergeseran tanah.

Akses jalan yang terputus juga menyulitkan mobilisasi personel dan distribusi material perbaikan.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia turut menyampaikan permintaan maaf kepada warga Aceh atas keterlambatan pemulihan.

Keduanya menyatakan bahwa personel gabungan telah dikerahkan untuk bekerja 24 jam demi mempercepat pemulihan jaringan listrik di wilayah terdampak bencana.

Penulis :
Aditya Yohan