
Pantau - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif mencatat bahwa jumlah pekerja di sektor ekonomi kreatif pada tahun 2025 mencapai 27,4 juta orang, setara dengan 18,70 persen dari total penduduk yang bekerja di Indonesia.
Capaian ini disampaikan berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), dan melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 yang sebesar 25,55 juta orang.
Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menyebut keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan strategis BPS dalam penyediaan data yang akurat dan berkelanjutan.
"Apresiasi saya sampaikan kepada BPS. Kolaborasi ini pernah terjalin sejak 2010, sempat terputus, dan pada 2025 kembali kami hidupkan sebagai implementasi Asta Ekraf, khususnya Ekraf Data, untuk memperkuat data-driven policy making," ujarnya.
Ekonomi Kreatif Dominan di Kalangan Muda dan Berkontribusi Besar ke PDB
Lebih dari 50 persen tenaga kerja ekonomi kreatif tercatat berusia di bawah 40 tahun, yang menunjukkan bahwa sektor ini menjadi ladang kerja yang relevan bagi generasi muda.
Menurut Teuku Riefky, statistik ekonomi kreatif menjadi landasan penting dalam perumusan kebijakan berbasis data yang sesuai dengan kebutuhan pelaku kreatif di daerah.
"Ekonomi kreatif bukan lagi sekadar potensi, melainkan tambang baru dan mesin baru pertumbuhan ekonomi yang tumbuh dari daerah dan menggerakkan Indonesia," tegasnya.
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional juga mengalami penguatan signifikan.
Pada tahun 2024, nilai ekonomi kreatif terhadap PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp1.611,2 triliun atau 7,28 persen dari total PDB nasional.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan bahwa peningkatan jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif menjadi kontributor besar terhadap penyerapan tenaga kerja nasional.
Ia menambahkan bahwa sejak 2022 hingga 2024, PDB ekonomi kreatif Indonesia terus tumbuh positif, dengan pertumbuhan mencapai 6,57 persen pada tahun 2024, lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,03 persen.
Kinerja Ekspor Ekraf Lampaui Target, Fesyen dan Kriya Mendominasi
Dalam aspek ekspor, sektor ekonomi kreatif juga menunjukkan kinerja impresif.
Selama periode Januari–Oktober 2025, nilai ekspor ekonomi kreatif tercatat sebesar 26,68 miliar dolar AS atau 11,96 persen dari total ekspor nonmigas nasional.
Capaian ini melampaui target RPJMN 2025 yang sebesar 26,44 miliar dolar AS.
Subsektor fesyen menjadi penyumbang ekspor terbesar dengan nilai 14,86 miliar dolar AS, disusul oleh kriya sebesar 11,10 miliar dolar AS.
Adapun negara tujuan utama ekspor ekonomi kreatif Indonesia meliputi Amerika Serikat, Swiss, dan Jepang.
Laporan BPS turut mencakup data tenaga kerja, kontribusi PDB, serta performa ekspor, dan menjadi acuan utama dalam pemantauan perkembangan sektor ekonomi kreatif nasional.
- Penulis :
- Aditya Yohan







