Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Fadli Zon Tegaskan Angklung dan Seni Bambu sebagai Warisan Budaya dan Motor Ekonomi Kreatif

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Fadli Zon Tegaskan Angklung dan Seni Bambu sebagai Warisan Budaya dan Motor Ekonomi Kreatif
Foto: (Sumber: Menteri Kebudayaan Fadli Zon. ANTARA/HO-Kementerian Kebudayaan.)

Pantau - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa angklung merupakan simbol keberagaman budaya Indonesia yang diwariskan secara turun-temurun dan telah diakui dunia sebagai bagian dari Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

Dalam pernyataannya, Fadli menekankan bahwa membangun ekosistem seni angklung sama pentingnya dengan melestarikan seni tersebut secara berkelanjutan.

"Selain alat musik gamelan dan kolintang, angklung juga sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Saat ini, angklung sudah mulai mendunia dan banyak dimainkan di berbagai tempat, misalnya di dalam selebrasi atau perayaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara lain. Bisa dibilang, angklung adalah satu instrumen yang sudah semakin dikenal di panggung internasional," ujarnya.

Seni Bambu Dinilai Punya Potensi Ekonomi Budaya yang Kuat

Fadli juga menjelaskan bahwa seni bambu merupakan warisan budaya Sunda yang kaya dan bisa dikembangkan lebih maksimal, tidak hanya sebagai bentuk ekspresi budaya, tetapi juga sebagai bagian dari industri budaya dan ekonomi kreatif (Cultural and Creative Industry/CCI).

"Di masa lalu, nenek moyang kita banyak menggunakan bambu sebagai material untuk kehidupan sehari-hari. Bambu bahkan menjadi alat untuk merekam dan mencatat manuskrip di bambu. Bambu juga punya fungsi bermacam-macam, seperti menyimpan air, menahan longsor, dan sebagainya. Kearifan lokal dan khazanah inilah yang perlu kita rawat dan ke depannya kita jadikan sumber ekonomi budaya," ungkapnya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada para guru seni budaya di wilayah Bogor yang ikut serta dalam seminar dan lokakarya seni bambu sebagai bagian dari upaya pewarisan ilmu kepada generasi muda.

Workshop “Warisan Hidup, Kreasi Berkelanjutan” Jadi Ajang Pelestarian dan Inovasi

Kegiatan Workshop dan seminar bambu bertajuk “Warisan Hidup, Kreasi Berkelanjutan” digelar pada 18–20 Desember 2025, sebagai inisiatif dari Direktorat Sarana dan Prasarana Kebudayaan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX.

Acara tersebut menampilkan:

Pameran hasil produk workshop

Resital orkestra angklung oleh lebih dari 100 guru seni dari Kabupaten dan Kota Bogor

Fadli berharap kegiatan ini dapat menjadi ruang kreatif bagi generasi muda untuk menciptakan inovasi baru dalam seni bambu sekaligus melanjutkan misi pelestarian budaya.

Penulis :
Gerry Eka