
Pantau - Pemerintah Kota Jakarta Barat akan menambah kapasitas saluran air di Jalan Basoka Raya, Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, sebagai langkah antisipasi terhadap banjir yang kerap terjadi di wilayah tersebut.
Wali Kota Jakarta Barat Iin Mutmainnah menjelaskan bahwa penambahan kapasitas saluran ini diperlukan karena sering terjadi banjir kiriman dari wilayah Tangerang yang tidak dapat ditampung oleh sistem drainase yang ada saat ini.
"Kalau hujannya lebat dari Tangerang, air yang melewati kita itu akan menjadi limpahan," ujarnya.
Pekerjaan teknis untuk meningkatkan kapasitas saluran air dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2026.
"Itu salah satu PR (pekerjaan rumah) kita. Sudah dikoordinasikan dengan kecamatan. Pekerjaan teknis akan dimulai pada 2026," jelasnya.
Pengerukan Sedimen Jadi Langkah Mitigasi Sementara
Sebagai bentuk mitigasi sementara, Pemkot Jakarta Barat rutin melakukan pengerukan lumpur atau sedimen yang mengendap di dasar saluran air.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan debit air yang tertampung tetap optimal selama musim hujan.
"Kita sudah mencoba mengurangi (potensi genangan). Mitigasinya dengan menguras salurannya atau sedimennya dulu. Nanti ketika saluran sudah tinggi, itu pasti membaik," kata Iin.
Ia menambahkan bahwa sebelumnya pemerintah kota juga telah menggencarkan program pengerukan sedimen lumpur di berbagai saluran air untuk mengantisipasi cuaca ekstrem yang dapat memicu banjir.
"Mitigasinya, pertama, kita pastikan di semua saluran, sedimentasi ini tidak mengendap. Jadi, tidak ada sedimen yang menghambat aliran air sehingga aliran air dari hulu sampai ke hilir lancar," tegasnya.
Menurut Iin, cuaca ekstrem di Jakarta diperkirakan masih akan berlangsung hingga Januari 2025.
"Kita ketahui bahwa BMKG merilis bahwa memang cuaca ini tidak terprediksi sampai dengan Januari. Jadi, kita harus siap siaga," ujarnya.
Pengerukan sedimen menjadi sangat penting mengingat Jakarta Barat dilintasi oleh 13 kali besar, termasuk Kali Ciliwung dan Banjir Kanal Barat (BKB).
"Jakarta Barat berbatasan dengan daerah lain, dari Tangerang masuk lewat kita, kemudian dari Ciliwung juga masuk ke kita lewat Kali BKB," jelas Iin.
Ia menekankan pentingnya menjaga konsep aliran dari hulu ke hilir agar air tidak tertahan akibat endapan lumpur.
"Jangan sampai ada sedimen lumpur," pungkasnya.
- Penulis :
- Gerry Eka







