
Pantau.com - Pakar teknologi informasi (TI) Universitas Dian Nuswantoro Semarang Solichul Huda menyebut jumlah berita bohong atau hoax seputar perhitungan hasil pemilu di media sosial usai Pilpres 2019 cukup tinggi.
"Sejak pelaksanaan pencoblosan sampai Kamis dini hari saja tercatat ada sekitar 100 konten hoax di berbagai media sosial," kata Huda di Semarang, Jumat (19/4/2019).
Baca juga: BPN Heran, Kenapa Selalu Suara Prabowo yang Salah Input di Situng KPU
Menurut dia, konten berita bohong itu dilihat oleh ratusan ribu pengguna media sosial. Ia mencontohkan berita hoax yang menampilkan penghitungan cepat hasil pemilu di salah satu stasiun TV.
"Untuk mengetahui kebenarannya memang harus melalui uji forensik digital," katanya.
Satu berita hoax tersebut, kata dia, bahkan sudah ditonton sekitar 800 ribu pengguna media sosial. Ia menyayangkan tidak adanya semacam pusat informasi antihoax yang seharusnya dibentuk oleh pemerintah.
Baca juga: BPN Jelaskan Asal Muasal 60 Persen Suara yang Diklaim Prabowo
"Pusat antihoax tersebut seharusnya bisa jadi rujukan masyarakat untuk memilah antara berita bohong atau bukan," katanya.
Lembaga itu, lanjut dia, juga bisa melaksanakan patroli siber untuk mengantisipasi beredarnya berita-berita bohong itu.
Ia menambahkan masifnya berita bohong seputar hasil pemilu di media sosial diduga sudah dipersiapkan sebelumnya mengingat tampilannya yang cukup rapi.
rn- Penulis :
- Adryan N