Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Guru Besar UGM: Perokok dan Vapers Memiliki Risiko Besar Terinfeksi Korona

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Guru Besar UGM: Perokok dan Vapers Memiliki Risiko Besar Terinfeksi Korona

Pantau.com - Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada Prof Yayi Suryo Prabandari mengatakan perokok dapat menyebabkan seseorang mudah sakit, tak hanya rentan terinfeksi COVID-19, tetapi juga penyakit-penyakit lain, seperti kanker, jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes.

Itu dikatakan ketika dirinya membantah klaim yang menyebutkan bahwa merokok mampu mencegah seseorang terjangkit COVID-19.

"Klaim yang beredar sangatlah keliru karena kebiasaan merokok itu tidak sehat. Justru merokok menjadikan seseorang menjadi lebih rentan terhadap serangan virus, bakteri, dan penyakit lainnya," kata Yayi dikutip dari laman UGM di Yogyakarta, Kamis (16/4/2020).

Bahkan, Yayi menyebutkan bahwa para perokok memiliki risiko yang lebih besar daripada orang yang tidak merokok untuk tertular virus korona jenis baru itu. Selain kelompok usia lanjut dan orang-orang dengan penyakit bawaan, para perokok menjadi salah satu kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi COVID-19.

Menurut dosen pada Departemen Perilaku, Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial FKKMK UGM ini, apabila perokok terinfeksi COVID-19 maka akan memperberat kondisi tubuhnya. Sebab, perokok sudah mempunyai masalah di paru-paru akibat zat-zat kimia yang terisap saat merokok dan saluran nafas perokok berkurang fungsinya akibat aktivitas merokok dalam jangka waktu lama.

Baca juga: Guru Besar UGM Perkirakan Korona Berakhir Mei dengan Total Kasus 6.174

"Dalam sebuah penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal internasional menyebutkan bahwa pasien COVID-19 yang merokok dua kali lebih berisiko dan membutuhkan perawatan intensif di ICU, membutuhkan alat bantuan pernafasan, mengalami kematian karena COVID-19," kata dia.

Sementara itu, dalam Journal of Clinical Medicine (2020) berjudul Smoking Upregulates Angiotensin-Converting Enzyme-2 Receptor: A Potential Adhesion Site for Novel Coronavirus SARS-CoV-2 (Covid-19) disebutkan bahwa di pusat episentrum wabah COVID-19, yaitu China, memiliki perokok pria yang cukup tinggi jumlahnya, sekitar 50 persen, dan angka kematian yang dilaporkan banyak terjadi pada pria usia tua. Oleh sebab itu, kemungkinan perokok terwakili dalam kematian cukup tinggi.

Sementara di Iran, China, Italia, dan Korea Selatan, jumlah perokok wanita jauh lebih sedikit dibandingkan pria. Fakta juga menunjukkan lebih sedikit wanita yang tertular virus korona.

Jika analisis ini benar, maka, menurut dia, Indonesia diprediksi akan terjadi peningkatan pasien COVID-19 karena persentase perokok pria di atas 60 persen.

Pakar promosi kesehatan ini menuturkan para perokok rentan terinfeksi virus, salah satunya dikarenakan dari aktivitas merokok itu sendiri. Merokok melibatkan kontak jari tangan dengan bibir secara intens yang membuka peluang bagi virus untuk berpindah dari tangan ke mulut.

Merokok menyebabkan produksi lendir berlebih dan menurunkan proses pembersihannya pada saluran nafas. Merokok juga memicu timbulnya peradangan sehingga lebih rentan terhadap infeksi virus.

Baca juga: Praktisi: Merokok Jadi Faktor Signifikan Risiko Terinfeksi COVID-19

Risiko tersebut tidak hanya pada perokok menggunakan cara tradisional. Orang yang merokok dengan cara kekinian, yakni memakai rokok elektrik atau vape, juga memiliki risiko yang sama besarnya.

Pengguna vape sebagian besar dari kalangan milenial memiliki kebiasaan menggunakan produk rokok secara bersama-sama. Kontak dari mulut-ke mulut ini meningkatkan kemungkinan penularan virus, termasuk COVID-19.

Oleh sebab itu, Yayi meminta masyarakat, khususnya perokok, untuk segera berhenti merokok. Hal tersebut sesuai dengan imbauan yang dikeluarkan WHO maupun CDC.

"Berhenti merokok secepatnya. Bisa dimulai dengan mulai mengurangi rokok, atau kalau terpaksa merokok dilakukan di luar rumah, dan jangan gantian menggunakan alat rokok," kata dia.

Penulis :
Noor Pratiwi